Calon Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, bersama pasangannya Sarbin Sehe, mencatat kemenangan sementara berdasarkan hasil quick count Pilkada Maluku Utara 2024. Menurut data dari Indikator Politik Indonesia, pasangan ini meraih 50,73% suara, dengan seluruh data suara masuk.
Banuaterkini.com, MALUKU UTARA - Hasil ini mengungguli pasangan lain, seperti Husain Alting Sjah-Asrul Rasyid Ichsan (25,32%), Muhammad Kasuba-Basri Salama (12,55%), dan Aliong Mus-Sahril Thahir (11,4%).
Dikutip dari TribunTernace.com, keunggulan Sherly Tjoanda di kancah politik ini semakin menarik perhatian publik, termasuk soal kekayaannya yang mencapai Rp 709,76 miliar, menjadikannya salah satu kandidat kepala daerah terkaya di Pilkada 2024.
Kekayaan tersebut sebagian besar diwarisi dari suaminya, Benny Laos, yang meninggal dalam kecelakaan speed boat beberapa waktu lalu.
Tanah dan Bangunan: Rp 201,13 miliar, tersebar di berbagai wilayah, termasuk Manado, Ambon, dan Pulau Morotai.
Alat Transportasi dan Mesin: Rp 7,06 miliar, meliputi mobil-mobil mewah seperti Land Rover (Rp 3 miliar), Lexus (Rp 2,5 miliar), Toyota Alphard, serta Hummer Jeep.
Harta Bergerak Lainnya: Rp 37,57 miliar
Surat Berharga: Rp 245,32 miliar
Kas dan Setara Kas: Rp 146,17 miliar
Harta Lainnya: Rp 96,96 miliar
Setelah dikurangi total hutangnya yang senilai Rp 24,48 miliar, kekayaan bersih Sherly Tjoanda mencapai angka Rp 709,76 miliar.
Sherly Tjoanda lahir di Ambon pada 12 Agustus 1982 dan merupakan lulusan Universitas Petra Surabaya (S1) serta Inholland University, Belanda (S2).
Sebelum aktif di dunia politik, ia dikenal sebagai Direktur PT Bela Group dan Ketua Yayasan Bela Peduli. Ia juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
Ibu tiga anak ini menggantikan almarhum suaminya, Benny Laos, yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Pulau Morotai.
Dalam wawancaranya, Sherly sering menekankan pentingnya keseimbangan antara karier, keluarga, dan pengabdian kepada masyarakat.
Kesuksesan Sherly Tjoanda di Pilkada Maluku Utara ini diharapkan dapat membawa perubahan positif di wilayah tersebut, sekaligus mengukuhkan peran perempuan dalam dunia politik Indonesia.