RANS303 INDOSEVEN RANS303

Home » Opini

Guru Sekumpul, Kharisma yang Tak Pernah Padam

Redaksi - Senin, 6 Januari 2025 | 07:04 WIB

Post View : 17

Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani ulama kharismatik kebanggaan umat. (BANUATERKINI/Alif.id).

"Haul Guru Sekumpul ke-20 menjadi momen penting untuk mengenang jasa, teladan, dan ajaran Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul), memperkuat ukhuwah Islamiyah, serta merefleksikan nilai-nilai keislaman yang meliputi kesederhanaan, kasih sayang, dan solidaritas, sembari mengais keberkahan melalui tradisi keilmuan dan spiritualitas yang ia wariskan." (Tgk Tgk Helmi Abu Bakar e-Langkawi, 2025).

Oleh: Tgk Helmi Abu Bakar e-Langkawi *)

PERINGATAN Haul Guru Sekumpul ke-20 tahun 2025 menjadi momen penting untuk mengenang jasa dan teladan Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani, yang akrab dikenal sebagai Abah Guru Sekumpul.

Haul ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga sarana untuk merefleksikan spiritualitas, memperkuat ukhuwah Islamiyah, dan mengais keberkahan dari sosok yang telah menjadi panutan bagi jutaan umat.

Kehadiran jutaan jamaah dari dalam dan luar negeri menunjukkan betapa besar kecintaan masyarakat kepada ulama kharismatik ini, yang telah mengabdikan hidupnya untuk syiar Islam.

Dalam perspektif Islam, keberkahan adalah salah satu elemen penting yang diusahakan umat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah memberkahi umat ini pada waktu paginya" (HR. Abu Dawud).

Momentum haul seperti ini mengajarkan bahwa keberkahan tidak hanya diperoleh melalui amal ibadah, tetapi juga melalui kecintaan kepada ulama dan tradisi keilmuan yang mereka wariskan. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, tetapi mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil ilmu itu, ia telah mengambil bagian yang banyak" (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Abah Guru Sekumpul adalah cerminan dari sabda Rasulullah ini. Guru Sekumpul tidak hanya mewariskan ilmu keislaman, tetapi juga nilai-nilai kehidupan yang menjunjung tinggi kesederhanaan, kasih sayang, dan solidaritas.

Sebagai dzuriyyah (keturunan) ke-8 Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, ia meneruskan tradisi keilmuan dan perjuangan Islam di tanah Banjar.

Kehidupan dan Dakwah Abah Guru Sekumpul

Abah Guru Sekumpul lahir di Martapura, Kalimantan Selatan, pada 11 Februari 1942. Dari usia dini, Guru Sekumpul telah menunjukkan kecerdasan luar biasa. Di usia 7 tahun, ia telah hafal Al-Qur'an, dan pada usia 9 tahun, ia menguasai tafsir Jalalain.

Kecintaannya terhadap ilmu membuatnya berguru kepada hampir 200 ulama, termasuk tokoh-tokoh besar seperti Syekh Syarwani Abdan (Bangil) dan Sayyid Muhammad Amin Qutbi (Mekah).

Sebagai seorang ulama, Guru Sekumpul tidak hanya menyampaikan dakwah di masjid atau pesantren. Ia membuka majelis ilmu di Kraton Martapura dan kemudian mendirikan Pondok Pesantren di Sungai Kacang, Martapura. Dakwahnya selalu menekankan pentingnya akhlak mulia, solidaritas sosial, dan kedekatan kepada Allah SWT.

Mengais Keberkahan melalui Haul

Tradisi haul adalah salah satu cara umat Islam untuk mengenang jasa ulama, sekaligus mengingatkan diri untuk terus meneladani perjuangan mereka. Dalam tradisi tasawuf, haul menjadi sarana untuk memperbaharui ikatan batin dengan para ulama, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW: "Sebutlah kebaikan orang-orang yang telah wafat di antara kalian" (HR. Bukhari dan Muslim).

Haul Guru Sekumpul menjadi fenomena unik di Indonesia. Setiap tahunnya, jutaan jamaah dari berbagai daerah bahkan mancanegara datang untuk menghadiri peringatan ini. Tidak hanya dihadiri oleh kaum muslimin, haul ini juga menjadi momen kebersamaan lintas budaya dan bangsa, yang menunjukkan betapa besar pengaruh spiritual dan sosial Guru Sekumpul.

Di tengah modernitas yang sering kali mengabaikan aspek spiritual, Haul Guru Sekumpul memberikan ruang bagi umat Islam untuk merenungi makna hidup.

Guru Sekumpul mengajarkan bahwa ibadah tidak hanya terwujud dalam bentuk ritual, tetapi juga dalam perilaku sehari-hari. Nilai-nilai seperti kesederhanaan, kasih sayang, dan kepedulian sosial yang diajarkannya menjadi pelajaran penting di era digital ini.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain" (HR. Thabrani). Ajaran Guru Sekumpul sejalan dengan hadits ini. Ia selalu mengutamakan kemaslahatan umat, baik melalui ilmu yang disampaikan maupun melalui bantuan sosial kepada masyarakat.

Haul Guru Sekumpul juga menjadi wadah solidaritas sosial yang luar biasa. Jamaah yang hadir berasal dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya. Semua bersatu dalam semangat ukhuwah Islamiyah. Rasulullah SAW bersabda: "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang, cinta, dan kelembutan di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakitnya" (HR. Bukhari dan Muslim).

Solidaritas yang terbangun dalam haul ini bukan hanya simbolis. Masyarakat sekitar Martapura menyediakan makanan, tempat tinggal, dan fasilitas lainnya untuk para jamaah. Pemerintah daerah bersama masyarakat setempat bahu-membahu memastikan kelancaran acara. Ini adalah wujud nyata dari kebersamaan yang diajarkan Islam.

Karamah dan Keteladanan 

Kisah karamah Guru Sekumpul menjadi bagian dari keistimewaannya. Karamah tersebut, seperti kemampuan membantu menyembuhkan orang sakit atas izin Allah, bukanlah untuk membangun kultus individu, melainkan untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT.

Dalam Al-Qur'an disebutkan:"Allah memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya ia telah diberi kebaikan yang banyak" (QS. Al-Baqarah: 269). Selain karamah, keteladanan hidupnya yang penuh kesederhanaan dan keikhlasan menjadi warisan yang berharga. Ia menanamkan pentingnya menjadikan ilmu sebagai jalan hidup dan amal sebagai bekal akhirat.

Di era digital ini, meneladani Guru Sekumpul berarti menggunakan teknologi secara bijak untuk mendukung dakwah dan kebaikan. Dia mengajarkan bahwa setiap ilmu harus digunakan untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan pribadi.

Di media sosial, banyak petuahnya yang terus beredar, memberikan pencerahan kepada generasi muda.Rasulullah SAW bersabda: "Sampaikan dariku walau hanya satu ayat" (HR. Bukhari). Dalam konteks ini, umat Islam diajak untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan, seperti yang diajarkan oleh Guru Sekumpul, melalui platform digital.

Momentum Haul Guru Sekumpul ke-20 adalah pengingat akan pentingnya menghormati ulama, menjaga ukhuwah Islamiyah, dan mengamalkan ajaran Islam secara holistik.

Sosok Guru Sekumpul menjadi teladan bahwa keberkahan hidup dapat diraih melalui ilmu, akhlak, dan amal.Hal Ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Barang siapa menunjukkan kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya" (HR. Muslim).

Sebagai penutup, semoga kita dapat terus meneladani ajaran Guru Sekumpul dan mengais keberkahan dari setiap peringatan haul yang diadakan. Haul bukan sekadar mengenang, tetapi juga momen untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu Muwaffiq ila Aqwamith Thariq

*) Tgk Helmi Abu Bakar e-Langkawi, Dosen UNISAI Samalanga Aceh dan Kandidat Doktor UIN Ar-raniry banda Aceh serta Alumni Dayah MUDI Mesjid raya Samalanga Jamaah Tarekat Naqsyabandiyah.

Halaman:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev