Laporan: Ariel Subarkah
Rektor Universitas Yarsi, Prof Fasli Jalal menyebutkan, bahwa setiap lulusan perguruan tinggi (PT) diharuskan memiliki kemampuan berfikir analitik dan kreativitas, agar dapat memiliki daya saing yang tinggi di dunia industri atau dunia kerja.
Jakarta, Banuaterkini.com - Menurut Prof Fasli Jalal, terdapat dua keterampilan inti yang perlu dimiliki lulusan perguraun tinggi, yaitu berfikir analitik dan kreativitas, agar dapat bersaing di dunia kerja.
“World Economic Forum dalam laporannya The Future of Job 2023 menyebutkan terdapat dua keterampilan inti yang perlu dimiliki lulusan perguruan tinggi yakni berpikir analitik dan kreativitas. Kedua kemampuan inti tersebut juga perlu diikuti dengan daya tahan, motivasi, keuletan, kesadaran diri, dan kemauan untuk terus belajar sepanjang hayat,” kata Fasli di Jakarta pada acara Wisuda Universitas Yarsi, Minggu (29/10/2023).
Fasli menekankan bahwa saat ini perusahaan di dunia menaruh perhatian besar pada pelatihan kembali, karena memang tantangan saat ini tidak bisa dijawab dengan gelar sarjana atau magister saja.
Oleh karena itu, kata dia, dunia usaha menaruh perhatian besar pada pelatihan kembali, sehingga calon pekerja dapat mampu beradaptasi dan bergairah menyambut pelatihan keterampilan.
Selain itu, ujarnya, industri juga menyebutkan beberapa keterampilan lain yang dibutuhkan di antaranya big data,
komputasi awan, juga kecerdasan buatan, kepemimpinan, pengaruh pada lingkungan, desain pada bidang kerja, serta perlindungan.
“Keterampilan merupakan sesuatu yang dinamis dan diperkirakan 44 persen keterampilan pekerja inti, akan berubah dalam lima tahun mendatang,” jelas dia, seperti dikutip dari Antara.com, Senin (30/10/2023).
Dalam kesempatan itu, Fasli juga menekankan para wisudawan untuk menjadi lulusan yang memiliki akhlak yang
mulia serta menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Plt Sekretaris Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Sekretaris Utama Badan Perencanaan Pembangunan Naisonal, Dr Ir Taufik Hanafi, mengatakan pemerintah telah menyusun rancangan RPJPN 2025-2045 dan juga rancangan teknokratik RPJMN 2025-2029.
“Proses penyusunan RPJPN dan RPJMN ini sifatnya inklusif dan partisipatif dengan melibatkan pemangku kepentingan yang ada. Ini penting karena Indonesia akan merayakan kemerdekaannya ke-100 pada 2045, dan penting melibatkan pemangku kepentingan yang ada,” kata Taufik.
Pembina Yayasan Yarsi, Prof dr Junalis Uddin PAK, mengatakan pemerintah perlu memperhatikan pembukaan fakultas kedokteran yang marak di perguruan tinggi negeri (PTN) dalam beberapa waktu terakhir.
Pasalnya, banyak fakultas kedokteran baru tersebut yang kemudian “membajak” tenaga kedokteran dari perguruan tinggi lain.
“Jika dibiarkan dikhawatirkan akan menyebabkan masalah besar di kemudian hari,” pungkas Junalis.
Editor: Ghazali Rahman