Sementara mantan Presiden Trump dari Partai Republik itu hanya dapat mengumpulkan dana kampanye sebesar $48 juta (sekitar Rp350 miliar).
Dana yang diperoleh Harris itu juga termasuk uang yang terkumpul satu bulan sebelum Harris mencalonkan dirinya pada 21 Juli, saat Presiden AS Joe Biden membatalkan upaya pencalonannya.
Biden juga memberikan dukungannya terhadap Harris. Data juga menunjukkan, kelompok penggalangan dana kampanye Partai Demokrat ini berhasil mengumpulkan lebih dari $60 juta (sekitar Rp936 miliar) dalam tiga hari pertama pencalonan Harris.
Namun, Harris juga menghabiskan lebih banyak dana daripada Trump dalam sebulan kampanyenya. Harris menghabiskan sebanyak $81 juta (sekitar Rp1,3 triliun) dibanding kampanye Trump yang hanya menghabiskan dana sebesar $24 juta (sekitar Rp375 miliar), menurut laporan FEC.
Kendati para kandidat dan partai yang mengusung mereka saling bekerja sama, jumlah dana yang terkumpul menjadi sangat penting, karena menurut undang-undang kampanye-kampanye itu diberikan diskon besar untuk iklan di televisi, sementara partai dan kelompok-kelompok aliansinya harus membayar penuh.
Trump Kembali Gelar Kampanye Terbuka
Donald Trump kembali menggelar kampanye terbuka pertamanya, sejak insiden percobaan pembunuhan terhadap dirinya.
Saat berpidato dengan latar belakang pesawat-pesawat tempur antik di sebuah museum penerbangan di North Carolina, Trump menyebut lawannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris, sebagai "orang dari sayap kiri yang paling radikal,” yang pernah mencalonkan diri untuk Gedung Putih.
Trump juga mengeklaim bahwa jutaan pekerjaan akan "lenyap dalam semalam,” jika Harris memenangkan Pemilu AS pada November mendatang.
"Tabungan hidup Anda akan musnah," kata Trump kepada para pendukungnya.