Pada tanggal 24 September 2024, Kota Banjarmasin memperingati Hari Jadinya yang ke-498. Usia hampir lima abad menjadi cerminan panjangnya sejarah dan dinamika yang mewarnai perkembangan kota ini.
Oleh: M. S. Shiddiq *)
Kota yang terkenal dengan julukan "Kota Seribu Sungai" ini tidak hanya kaya akan warisan budaya dan sejarah, tetapi juga menjadi pusat perdagangan dan aktivitas ekonomi di wilayah Kalimantan Selatan. Namun, di balik gemerlap sejarah, Banjarmasin saat ini menghadapi sejumlah isu penting yang harus segera ditangani demi masa depan yang lebih baik.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi Banjarmasin adalah permasalahan infrastruktur, terutama terkait tata ruang kota yang kurang terencana. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi yang kian pesat, Banjarmasin dihadapkan pada permasalahan urban seperti kemacetan lalu lintas, ketersediaan fasilitas publik, serta keterbatasan ruang terbuka hijau.
Program-program pembangunan yang tengah berjalan harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan agar tidak hanya fokus pada pengembangan fisik, tetapi juga memperhatikan dampak lingkungan jangka panjang.
Banjarmasin juga terkenal sebagai kota yang dikelilingi sungai. Sayangnya, sungai-sungai yang menjadi ikon ini kini semakin tercemar akibat aktivitas ekonomi dan limbah domestik.
Restorasi dan pelestarian lingkungan sungai harus menjadi prioritas utama pemerintah kota, termasuk dalam mengedukasi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mendorong pemanfaatan sungai sebagai bagian integral dari sistem transportasi publik yang lebih ramah lingkungan.
Sebagai salah satu pusat perdagangan di Kalimantan Selatan, Banjarmasin memiliki peran strategis dalam ekonomi regional. Namun, perekonomian kota ini masih sangat bergantung pada sektor-sektor tradisional seperti perdagangan, jasa, dan industri pengolahan.
Dengan perubahan iklim ekonomi global dan tantangan dalam sektor sumber daya alam, Banjarmasin perlu mulai memikirkan diversifikasi ekonomi. Pengembangan sektor pariwisata berbasis budaya dan lingkungan dapat menjadi salah satu opsi untuk menggerakkan perekonomian kota.
Pasar terapung, misalnya, bisa menjadi daya tarik pariwisata yang lebih dikembangkan dengan pendekatan yang berkelanjutan. Selain itu, Banjarmasin juga bisa memanfaatkan potensi ekonomi digital. Peningkatan kapasitas SDM dalam bidang teknologi dan inovasi perlu menjadi fokus utama, mengingat era digitalisasi yang terus berkembang pesat.
Sebagai kota yang kaya akan warisan budaya, Banjarmasin memiliki potensi besar dalam memajukan sektor kebudayaan. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mempertahankan kekayaan budaya lokal di tengah derasnya arus modernisasi.
Generasi muda di kota ini harus diajak untuk mengenali dan mencintai warisan budayanya sendiri, baik melalui pendidikan formal maupun kegiatan kebudayaan yang melibatkan mereka secara langsung.
Festival kebudayaan, promosi seni lokal, dan peningkatan daya tarik objek wisata sejarah adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperkuat identitas budaya Banjarmasin. Pemerintah kota juga perlu lebih serius dalam mendukung para pelaku seni dan budaya lokal agar mereka dapat terus berkarya dan berkontribusi bagi kota ini.
Menghadapi semua tantangan di atas, pemerintah tidak dapat bekerja sendirian. Diperlukan partisipasi aktif dari masyarakat untuk bersama-sama membangun Banjarmasin menjadi kota yang lebih baik.
Program-program partisipatif yang melibatkan warga dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan harus lebih diintensifkan. Selain itu, kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta dalam pengembangan infrastruktur dan ekonomi juga perlu ditingkatkan.
Kolaborasi ini menjadi kunci penting dalam mewujudkan Banjarmasin yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing. Tanpa partisipasi masyarakat dan sinergi antar pemangku kepentingan, program-program pembangunan yang dirancang hanya akan menjadi formalitas belaka tanpa dampak nyata bagi kesejahteraan warga kota.
Di usia 498 tahun, Kota Banjarmasin dihadapkan pada pilihan penting. Masa depan kota ini sangat bergantung pada bagaimana pemerintah dan masyarakat bersama-sama mengatasi berbagai permasalahan yang ada saat ini.
Apakah Banjarmasin akan terus terjebak dalam permasalahan perkotaan yang klasik, ataukah ia akan bangkit menjadi kota yang modern tanpa meninggalkan akar budaya dan lingkungannya?
Satu hal yang pasti, momentum Hari Jadi ini harus menjadi waktu untuk refleksi dan evaluasi. Kota Banjarmasin memiliki potensi besar untuk menjadi kota yang maju, asalkan setiap langkah pembangunan dilakukan dengan visi yang jelas dan mengedepankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan penguatan identitas budaya.
Pada akhirnya, mari kita berharap agar Banjarmasin tidak hanya berkembang dari segi fisik, tetapi juga menjadi kota yang lebih inklusif, hijau, dan berdaya saing di masa depan. Selamat Hari Jadi Kota Banjarmasin ke-498.
Banjarmasin, 24 September 2024
*) Pemimpin Redaksi