RANS303 INDOSEVEN RANS303

Hari Santri, Tantangan dan Harapan di Tengah Perubahan

Redaksi - Rabu, 23 Oktober 2024 | 11:13 WIB

Post View : 1

Kehidupan santri memberi inspirasi pada kemandirian. (BANUATERKINI/TVonenes)

Tanggal 22 Oktober 2024, bangsa Indonesia kembali memperingati Hari Santri Nasional, sebuah momentum untuk mengenang peran historis santri dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun bangsa. Namun, di balik euforia tahunan ini, muncul pertanyaan kritis: sejauh mana komunitas santri mampu beradaptasi dan relevan di era modern yang semakin kompleks?

Oleh: MS Shiddiq

Sejak ditetapkan pada 2015, Hari Santri telah menjadi pengakuan resmi atas kontribusi besar santri dalam pergerakan nasional. Dari Resolusi Jihad 1945 yang dikeluarkan oleh KH Hasyim Asy’ari hingga peran mereka dalam membangun moral dan intelektual bangsa, santri telah menjadi salah satu tiang penyangga identitas Indonesia.

Namun, mengingat perkembangan sosial, ekonomi, dan teknologi yang begitu cepat, apakah pesantren dan komunitas santri mampu menghadapi tantangan-tantangan baru?

Salah satu isu yang paling mendesak adalah digitalisasi dan keterbukaan informasi. Di tengah revolusi teknologi, pesantren seringkali dianggap tertinggal dalam hal literasi digital.

Meski beberapa pesantren telah memanfaatkan teknologi untuk pendidikan, masih banyak yang belum mengintegrasikan digitalisasi dengan kurikulum mereka.

Hal ini bukan hanya berimplikasi pada kualitas pendidikan, tetapi juga pada relevansi santri dalam pasar kerja yang kini semakin bergantung pada keterampilan teknologi. Jika pesantren gagal merangkul inovasi, dikhawatirkan santri akan semakin terpinggirkan dalam dinamika global.

Selain itu, tantangan moderasi beragama menjadi isu sentral dalam diskursus Hari Santri 2024. Di satu sisi, santri dan pesantren selalu dipandang sebagai benteng moral yang menjaga ajaran Islam yang moderat.

Namun, dalam konteks pergeseran geopolitik dan penyebaran paham ekstremisme, bagaimana pesantren memastikan bahwa ajarannya tetap relevan, damai, dan inklusif?

Moderasi beragama yang diajarkan di pesantren harus tetap mengakar pada nilai-nilai lokal sambil menjawab tantangan global, termasuk radikalisme dan intoleransi yang bisa berkembang di kalangan generasi muda.

Tidak kalah penting adalah tantangan ekonomi. Hari ini, santri tidak hanya dituntut untuk mahir dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki kemampuan ekonomi yang mandiri.

Pesantren modern harus menjadi pusat pemberdayaan ekonomi yang kuat, melahirkan santri-santri dengan jiwa kewirausahaan dan inovasi.

Model pendidikan pesantren yang terintegrasi dengan ekonomi kreatif bisa menjadi solusi atas pengangguran di kalangan muda dan sekaligus menjadi kekuatan baru dalam kemandirian umat.

Namun, tantangan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pesantren semata. Pemerintah dan masyarakat luas juga perlu memberikan dukungan nyata untuk memastikan pesantren dapat berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.

Regulasi yang mendukung modernisasi pesantren, pendanaan yang transparan, serta akses terhadap teknologi dan sumber daya pendidikan adalah beberapa hal yang harus diperkuat oleh negara.

Hari Santri Nasional 2024 seharusnya bukan hanya menjadi ajang seremonial, melainkan momen refleksi dan evaluasi. Santri dan pesantren memiliki potensi besar untuk terus berperan dalam membentuk masa depan bangsa.

Namun, untuk itu, mereka harus mampu menjawab tantangan-tantangan zaman dengan gagasan, inovasi, dan keterampilan yang tepat.

Dengan demikian, Hari Santri bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga menegaskan komitmen untuk terus melangkah maju. Jika tidak, peringatan ini hanya akan menjadi simbol kosong yang jauh dari makna substantif yang diimpikan oleh para pendahulu kita.

Santri hari ini harus siap menyongsong dunia modern tanpa kehilangan akar tradisinya.

Banjarmasin, 23 Oktober 2024

Pemimpin Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev