RANS303 INDOSEVEN RANS303

Maulid Nabi, Inspirasi Kepemimpinan Sejati Menjelang Pilkada 2024

Redaksi - Minggu, 15 September 2024 | 22:43 WIB

Post View : 16

ILUSTRASI: Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW harus jadi inspirasi kepemimpinan yang berintegritas. (BANUATERKINI.com/TVOnenews.com)

Sebagai umat Islam yang menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan hidup, kita tidak boleh alpa terhadap pesan moral yang beliau tinggalkan. Seorang pemimpin haruslah amanah, adil, dan jujur—sifat-sifat yang kini seolah semakin langka di pentas politik. Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa kekuasaan bukanlah alat untuk menindas, melainkan tanggung jawab besar yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan rakyat yang dipimpin.

Oleh: MS Shiddiq *)

Saat fajar terbit pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun ini, umat Islam di seluruh penjuru dunia memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Di hari yang penuh berkah ini, kita tidak sekadar mengenang kelahiran Nabi, tetapi juga memanggil kembali keteladanan beliau yang telah menuntun umat manusia dari kegelapan menuju cahaya.

Keteladanan Nabi Muhammad SAW adalah mercusuar yang seharusnya menerangi langkah setiap pemimpin, terutama di tengah kontestasi politik menuju Pilkada Serentak 2024 yang semakin mendekat.

Nabi Muhammad SAW bukan sekadar sosok pemimpin dalam arti sempit. Beliau adalah penjelmaan dari keadilan yang hidup, kebijaksanaan yang nyata, serta cinta kasih yang tak terputus. Dalam masa kepemimpinannya, beliau menunjukkan bahwa seorang pemimpin sejati bukanlah mereka yang haus kekuasaan, tetapi mereka yang mampu merasakan denyut nadi rakyatnya, yang berjuang tanpa pamrih untuk keadilan dan kesejahteraan bersama. Rasulullah memimpin dengan hati, dan itulah yang kini tampaknya mulai terlupakan oleh banyak pemimpin kita.

Mengapa kita harus merenungkan keteladanan Nabi Muhammad SAW di tengah gegap gempita politik menjelang Pilkada?

Jawabannya sederhana: karena pemimpin sejati adalah cermin dari masyarakatnya.

Ketika masyarakat memilih dengan nurani yang bersih, mengedepankan kebaikan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan, mereka akan menemukan pemimpin yang meneladani sifat-sifat Rasulullah. Kita berada di ambang momen besar bagi bangsa ini, momen ketika setiap suara yang kita berikan akan menentukan arah masa depan, bukan hanya untuk lima tahun mendatang, tetapi mungkin untuk generasi selanjutnya.

Sebagai umat Islam yang menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan hidup, kita tidak boleh alpa terhadap pesan moral yang beliau tinggalkan. Seorang pemimpin haruslah amanah, adil, dan jujur—sifat-sifat yang kini seolah semakin langka di pentas politik. Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa kekuasaan bukanlah alat untuk menindas, melainkan tanggung jawab besar yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan rakyat yang dipimpin.

Namun, apa yang sering kita saksikan di masa kampanye ini? Retorika tanpa makna, janji tanpa bukti, dan ambisi yang mengaburkan nurani. Para calon berlomba memoles citra, tetapi sedikit yang berani menjadikan keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai landasan dalam memimpin.

Mereka lebih sibuk mengejar kekuasaan ketimbang merawat kepercayaan. Di sini, umat harus waspada. Jangan biarkan sorotan lampu panggung politik membutakan kita dari sosok-sosok yang benar-benar mampu membawa perubahan nyata.

Saat kita memperingati Maulid Nabi, marilah kita renungkan kembali pesan yang tertanam dalam kepemimpinan beliau. Seorang pemimpin sejati adalah yang mampu mempersatukan, bukan memecah-belah; yang mengutamakan rakyat, bukan dirinya sendiri; yang mampu melihat jauh ke depan, bukan sekadar memanfaatkan momentum sesaat.

Menjelang Pilkada Serentak 2024, kita harus ingat bahwa setiap suara yang kita berikan adalah bentuk tanggung jawab kita, tidak hanya sebagai warga negara, tetapi juga sebagai umat yang beriman.

Jika kita benar-benar ingin perubahan, maka pilihlah pemimpin yang benar-benar mewarisi nilai-nilai luhur yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Pemimpin yang adil, berintegritas, dan memiliki hati yang tulus untuk melayani masyarakat. Pemimpin yang bukan hanya berjanji di depan mikrofon, tetapi yang rela turun tangan untuk mengatasi persoalan di akar rumput.

Dalam momentum Maulid ini, biarlah keteladanan Rasulullah menjadi pedoman kita dalam memilih. Pilihlah mereka yang akan memimpin dengan akhlak, bukan hanya dengan kata-kata. Sebab, pada akhirnya, bangsa yang besar adalah bangsa yang dipimpin oleh mereka yang jiwanya penuh cinta untuk rakyat, sebagaimana Rasulullah mencintai umatnya.

Maka, ketika kita memasuki bilik suara Pilkada 2024 nanti, tanyakanlah pada diri kita: Apakah calon yang saya pilih memiliki keteladanan seperti Nabi Muhammad SAW? Apakah dia akan memimpin dengan keadilan, kasih sayang, dan integritas?

Jika jawabannya tidak, maka kita tahu, di mana suara kita seharusnya berada. Jangan biarkan momentum ini berlalu tanpa kebijaksanaan, sebagaimana Rasulullah mengajarkan kita untuk selalu memilih jalan kebenaran, meski penuh tantangan.

Ini bukan sekadar soal politik. Ini adalah soal masa depan kita, masa depan bangsa kita, dan tanggung jawab kita sebagai umat yang merindukan pemimpin sejati.

Banjarmasin, 12 Rabiul Awwal 1446 H/16 September 2024

*) Pemimpin Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev