RANS303 INDOSEVEN RANS303

Ekonomi Kalsel Tumbuh, Neraca Perdagangan September Surplus 43,96 Persen

Redaksi - Kamis, 31 Oktober 2024 | 19:52 WIB

Post View : 3

Kepala Kantor Wilayah Perbendaharaan Kalsel, Syafriadi, saat menemui wartawan. (BANUATERKINI/Juna).

Perekonomian Kalimantan Selatan (Kalsel) pada September 2024 menunjukkan tren positif dengan neraca perdagangan yang tetap surplus, meski menghadapi tantangan ekonomi global.

Banuaterkini.com, BANJARMASIN - Kepala Kantor Wilayah Perbendaharaan Kalsel, Syafriadi, dalam publikasi Alco Regional Kalimantan Selatan, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kalsel didorong oleh sektor pertambangan dan perkebunan, terutama komoditas batubara, kelapa sawit, dan karet.

“Perekonomian Kalsel terus tumbuh positif, dan neraca perdagangan di bulan September mencatatkan surplus 43,96 persen dibandingkan September tahun lalu. Ini menunjukkan tren yang kuat meskipun ada ketidakpastian global,” kata Syafriadi.

Data menunjukkan bahwa perekonomian Kalsel tumbuh 4,81 persen pada triwulan II-2024 secara tahunan (yoy). Sementara, surplus neraca perdagangan pada September 2024 tercatat mencapai US$1,187 miliar, meningkat 29,44 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Peningkatan ini, menurut Syafriadi, disokong oleh tingginya permintaan dan harga komoditas utama Kalsel di pasar internasional.

Inflasi di Kalsel pada September 2024 tercatat sebesar 0,07 persen secara bulanan dan 1,98 persen secara tahunan, sedikit lebih tinggi dari rata-rata nasional yang mencapai 1,84 persen.

Di antara lima daerah yang menjadi sampel pengukuran, inflasi tertinggi tercatat di Kota Tanjung sebesar 2,28 persen, sedangkan Kotabaru memiliki tingkat inflasi terendah sebesar 1,24 persen. Menurut Syafriadi, penyumbang inflasi utama adalah emas perhiasan, ikan gabus, tarif parkir, dan ayam ras.

Syafriadi menyampaikan bahwa kinerja APBN hingga September 2024 menunjukkan realisasi pendapatan sebesar Rp15,21 triliun atau 67 persen dari target, meski terkontraksi 14,49 persen dibandingkan tahun lalu.

“Kontraksi pendapatan ini terutama terlihat di sektor pertambangan, tetapi penerimaan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) masih tumbuh positif, mencapai Rp1,43 triliun atau naik 8,20 persen,” ungkap Syafriadi.

Halaman:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev