Musim Hujan Datang Omzet Warkop Saijaan Berkurang, Kisah Anzari Berjuang Cari Cuan

Banuaterkini.com - Selasa, 9 Januari 2024 | 06:19 WIB

Post View : 8

Muhammad Anzari alias Aan saat membersamai para pelanggan di Warkop Saijaan miliknya. Foto; BANUATERKINI/Ahim.

Laporan: Ahim Ramadhani 

Banyak cara orang mengatasi situasi sulit dan serba terbatas yang ia hadapi. Apalagi di tengah situasi yang seperti itu ia harus berfikir keras membiayai hidup sehari-hari dan kuliahnya, meningkatkan kesejahteraan dirinya dan keluarganya. Salah satunya adalah yang dilakukan Muhammad Anzari, sosok milenial yang berhasil menangkap peluang untuk membuka usaha warung kopi (Warkop).

Banjarmasin, Banuaterkini.com - Mesti tinggal bersama orang tua, tetapi Aan--sapaan akrab Muhammad Anzari--bertekad tidak ingin memberatkan perekonomian keluarga.

Apalagi, ia sedang menempuh pendidikan tinggi di Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari (Uniska MAB) yang biayanya juga tidak murah. Oleh sebab itu, Aan memberanikan diri membuka usaha kuliner Warkop.

Saat itu banyak setiap orang merasakan kondisi perekonomian mengalami stagnasi bahkan cenderung penurunan pasca Pandemi Covid-19 melanda seluruh penjuru Negeri, tak terkecuali di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Aan adalah sosok milineal yang berhasil menangkap peluang untuk membuka usaha warkop.

Aan adalah sosok yang dianggap memiliki keberanian, karena berani mengambil segala risiko di tengah situasi tak pasti. Ia juga contoh anak muda yang memiliki jiwa survive tinggi karena enggan berpangku tangan, menyerah kalah dengan keadaan. Terus berjuang demi kehidupan yang lebih baik, dalam situasi sesulit apapun. 

AAn, pemuda yang lahir di Kota Banjarmasin 20 tahun silam ini memutuskan untuk membuka warung kopi yang ia beri nama Warkop 'Saijaan". 

Dinamakan Saijaan, menurut Aan, karena kata itu sudah cukup familiar karena merupakan motto dari Kabupaten Kotabaru yang sudah populer di antero negeri.

Penamaan 'Saijaan', ujar Aan, untuk mengambil semangat dari arti kata itu yang bermakna seiya sekata dan  semufakat.

Sebab, dituturkan Aan, melalui kata Saijaan yang disematkan pada warkop yang ia kelola, ingin mengajak semua pengunjung, terutama kawula muda yang kebanyakan singgah di warkop miliknya untuk saling berbagai ide dan gagasan baik.

"Jadi, saya ingin warkop kami tak hanya tempat singgah untuk sekedar ngopi, tapi menjadi wadah generasi muda dan pelanggan untuk saling bertukar informasi, pengetahuan dan pengalaman," kata Aan yang masih berstatus sebagai mahasiswa semester 5 di FISIP Uniska MAB, Selasa (09/01/2024).

Aan mengaku tertarik terjun ke bisnis kuliner ini lantaran usaha warung kopi memiliki kepraktisan.

“Salah satunya, kepraktisan bisnis warung kopi tidak perlu pusing memikirkan bahan baku dan modal yang banyak,“ ujar pria yang hobi berorganisasi itu.

Dalam menjalankan bisnisnya, Aan tidak sendirian. Dia bermitra dengan salah satu mahasiswa FISIP Uniska MAB, yang kebetulan mengambil program studi yang sama, yaitu Ilmu Komunikasi.

“Saya dalam menjalankan usaha ini berdua dengan teman satu kampus dan satu program studi yaitu Ilmu Komunikasi,” beber Aan.

Keduanya lantas bermufakat bersama membuka usaha bernama Warkop Saijaan. Bisnis warung kopi yang mulai beroperasi sejak Juni 2021.

Aan menilai, bisnis warung kopi memiliki peluang usaha yang besar. Bersama rekan sehobi dan juga sekampusnya itu ia memulai usaha dengan bermodalkan Rp15 juta. Modal itu murni patungan antara dirinya dengan teman kampusnya.

Warkop Saijaan yang berlokasi di bilangan Jalan Pangeran Hidayatullah, Benua Anyar atau tepatnya berada di halaman Kampus Borneo Lestari. Warkop ini buka setiap hari mulai pukul 5  sore hingga jam 2 malam.

Untuk membantu operasional warkop ini Aan juga dibantu 3 orang karyawan. Masing-masing karyawan mendapatkan gaji rata-rata mencapai Rp800 ribuan per bulan.

Aan menceritakan, semula dirinya tak pernah berfikir membuka usaha warung kopi. Tetapi, lama-kelamaan muncul gagasan membuka usaha warkop dikarenakan dirinya yang memiliki kebiasaan kongkow bersama teman-temannya. 

“Awalnya tidak pernah terpikir untuk membuka warkop, namun saya ini kan anak muda suka nongkrong dan hangout bersama teman-teman. Setelah saya pikir-pikir, kenapa tidak membuka tempat nongkrong sendiri aja. Selain bisa kumpul sama teman-teman juga bisa menghasilkan uang juga,” ungkap Aan. 

Aan rupanya melihat peluang dan pangsa pasar yang bagus di kalangan anak muda kota besar seperti Banjarmasin yang kebanyakan suka nongkrong.

”Saya melihat pasar yang cukup bagus,  di pinggir jalan yang relatif ramai di pusat kota Banjarmasin. Cukup menjanjikan. Target saya tentu para pemuda dan pekerja,” lanjut Aan.

Harga yang ditawarkan cukup terjangkau dan efektif untuk menarik pelanggan datang ke kedai kopi yang dikelolanya, yakni satu gelas kopi susu seharga Rp 5.000.

Selain kopi, kedai Saijaan ini juga menyediakan berbagai menu minuman dan makanan ringan, termasuk mie instan dengan harga yang terjangkau.

Meski relatif bisnis warkop cukup menjanjikan, tetapi jenis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) seperti yang dijalani Aan bersama rekannya, bukan tanpa tantangan yang mempengaruhi keberlangsungan bisnisnya. Salah satunya adalah faktor cuaca.

Aan mengaku saat cuaca di Kota Banjarmasin stabil saat sore hingga malam hari, Warkop Saijaan ramai dipenuhi pengunjung. Tentu, ini berpengaruh pada omzetnya di hari itu.

Tetapi, menurut Aan saat cuaca yang tidak menentu seperti sekarang ini, terkadang hujan datang tiba-tiba, usaha yang digelutinya juga mengalami penurunan pendapatan.

“Di saat kami membuka usaha ini di tengah cuaca yang sering hujan. Kendalanya adalah pengunjung yang datang jadi lebih sedikit,” tuturnya.

Meski hujan terkadang memengaruhi kelangsungan bisnis, Aan bersama rekannya mencoba berpikir cerdas demi berupaya mencari metode yang tepat bagi usahanya.

Salah satu strategi marketing yang ia gunakan adalah dengan memanfaatkan promosi melalui media sosial seperti Instagram @warkopsaijaan dan WhatsApp Group.

“Iya, kami juga mempromosikan keberadaan usaha kami menggunakan media sosial seperti IG dan WA," ujarnya.

Dengan berbagai strategi yang dijalankan, bisnis kopi yang dirintis Aan beserta rekannya ini mampu meraup omzet mencapai Rp 9 juta per bulan.

Meski banyak tantangan dalam menjalankan bisnisnya, Aan mengaku tak lupa untuk selalu berdoa dan menjaga kualitas pelayanan warkop yang ia sajikan. Hal ini menjadi bagian yang penting untuk menambah kepercayaan konsumen.

“Untuk itu, saya selalu memberikan arahan pada karyawan untuk selalu ramah kepada semua customer,” ujar Aan lagi.

Aan pun menitipkan pesan bagi para pelaku usaha yang serupa dirinya, terutama bagi yang masih dalam awal merintis bisnis apa pun.

Diharapkan petuah yang diberikan mampu memotivasi tak hanya dirinya, melainkan orang lain agar tetap semangat menggeluti usaha yang sedang dijalankan sesulit apapun tantangan yang dihadapi.

"Terus berusaha keras, bekerja cerdas, dan selalu berdoa kepada Tuhan. Sebab, seperti apapun tantangan mencari cuan, Tuhan pasti selalu memberi jalan," pungkasnya. 

Editor: Ghazali Rahman

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev