Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami pelemahan dalam beberapa pekan terakhir. Per 30 Juni 2024, pelemahan tersebut terjadi lantaran tekanan global yang semakin meningkat, dipicu oleh kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika (The Fed).
Banuaterkini.com, JAKARTA - Lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar juga terjadi diduga lantaran ketidakpastian geopolitik akibat perang Rusia dengan Ukraina atau konflik Israel dan Palestina.
Data Bank Indonesia (BI), pada Minggu (30/06/2024) rupiah diperdagangkan pada level Rp16.427 per dolar AS pada pukul 15.00 WIB, melemah 0,19% dibandingkan dengan posisi penutupan hari sebelumnya.
"Kenaikan suku bunga The Fed mendorong dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah," kata Analis Monex Investindo Futures, Indra Fajaruddin, seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
Selain itu, pelemahan rupiah juga dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap resesi global.
"Ketidakpastian geopolitik, seperti ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina, juga turut menekan sentimen pasar," tambah Indra.
Meskipun demikian, BI menyatakan akan terus memantau kondisi pasar dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.