“Kepala dinas bepandir kaya ini, kayapa kisahnya (kepala dinas bicara seperti ini, gimana ceritanya, red),” tanya Aliansyah.
Madun menjawab bahwa cara berbicara seperti itu memang merupakan cara kepala dinas berbicara. “Iih emang kaya ini (iya memang seperti ini, red) kepala dinas bepandir (berbicara, red),” jawab Madun.
Aliansyah dan kuasa hukumnya, Budi Khairiannoor, kemudian melaporkan kejadian ini ke Polda Kalsel dengan bukti rekaman percakapan. Budi Khairiannoor menjelaskan bahwa komunikasi tersebut mengandung kata-kata provokasi yang mengarah pada tindakan kriminal.
“Pada Senin (09/09/2024) sekitar pukul 13.50 WITA, saudara Aliansyah sempat ditelpon oleh orang yang mengaku sebagai Kadisdikbud Kalsel, Madun. Setelah diperiksa, nomor tersebut tercantum sebagai Sirajudin, ajudan dari Madun,” jelas Budi.
Dia menambahkan bahwa ancaman tersebut telah mengganggu kestabilan mental dan emosional keluarga Aliansyah.
Budi juga mengungkapkan bahwa masalah ini seharusnya bisa diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak perlu memunculkan ketegangan.
“Padahal, kasus ibu Amalia dikawal semua orang, tidak hanya Aliansyah. Antar kedua belah pihak pun tidak saling mengenal. Tapi komunikasi awal sudah mengarah pada perkelahian, ini rasanya tidak elok sebagai kepala dinas,” tuturnya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel, Kombes Pol Erick Frendriz, membenarkan laporan tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penyelidikan.
“Tentunya langkah kami setelah ini adalah melakukan penyelidikan apakah itu masuk unsur pidana atau tidak,” ujar Frendriz. Pihaknya harus memastikan identitas penelpon dan membuktikan bukti-bukti lain yang ada.
Penyelidikan kasus ini diharapkan dapat menyelesaikan perselisihan dan memberikan kejelasan mengenai dugaan ancaman yang terjadi.