Kasus perundungan di lingkungan kampus kembali mencuat di Bali. Pemerintah dan masyarakat menyoroti pentingnya pendidikan moral dan empati di kalangan mahasiswa, terutama setelah tragedi yang menimpa mahasiswa Unud.
Banuaterkini.com, DENPASAR – Universitas Udayana (Unud) dan RSUP Prof Ngoerah Denpasar kini menjadi sorotan publik setelah muncul dugaan sejumlah mahasiswa kedokteran mengejek korban bunuh diri.
Aksi yang dinilai nirempati itu berbuntut sanksi tegas dari pihak rumah sakit.
Plt Direktur Utama RSUP Prof Ngoerah, I Wayan Sudana, menyatakan bahwa pihaknya telah mengembalikan mahasiswa koas tersebut ke Universitas Udayana untuk dilakukan investigasi lebih lanjut.
“RS Ngoerah mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan peserta didik tersebut ke Universitas Udayana untuk dilakukan pendalaman dan investigasi,” kata Sudana, Minggu (19/10/2025).
Ia menegaskan, para koas tersebut bukan karyawan rumah sakit, melainkan peserta pendidikan klinis yang sedang menjalani proses belajar.
“Kami tegaskan kembali bahwa mereka adalah peserta didik yang sedang belajar di RS Ngoerah. Bukan sebagai karyawan RS Ngoerah sehingga tidak bisa disebut mewakili RS Ngoerah,” ujarnya dikutip dari detik.com.
Pihak rumah sakit juga memastikan akan menindaklanjuti temuan pelanggaran etika dengan sanksi sesuai aturan.
Sementara itu, Manager Hukum dan Humas RSUP Prof Ngoerah, Dewa Ketut Kresna, menyebut ada tiga mahasiswa koas yang tengah diperiksa.
“Kalau nama kami belum berani sebut ya, karena masih pendalaman dari Unud,” katanya.
Kasus ini mencuat setelah TAS (22), mahasiswa FISIP Unud, tewas usai melompat dari lantai empat gedung fakultasnya, Rabu (15/10/2025).
Polisi memastikan korban meninggal akibat luka berat internal.
Usai peristiwa itu, tangkapan layar percakapan sejumlah mahasiswa yang menertawakan kematian TAS tersebar di media sosial, memicu kecaman luas dari masyarakat Bali dan sesama mahasiswa.
Banyak pihak menilai, tindakan tersebut mencoreng nama baik kampus Unud yang selama ini dikenal sebagai universitas terkemuka di Bali.
Tragedi ini diharapkan menjadi pelajaran penting bagi dunia pendidikan untuk lebih menanamkan nilai empati dan etika sosial kepada mahasiswa.