Laporan: Indra SN l Editor: DR MDQ
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Pangeran Khairul Saleh mengapresiasi sikap tegas Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo yang langsung mencopot Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Teddy Minahasa, yang diduga terlibat dalam bisnis haram narkoba.
Jakarta, Banauterkini.com – Seperti diketahui Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot Kapolda Jawa Timur Irjen Teddy Minahasa. Teddy Minahasa sendiri baru saja menggantikan Irjen Nico Afinta yang dicopot pasca tragedi Kanjuruhan.
Sebelumnya, pencopotan Irjen Nico Afinta juga dicopot Kapolri pasca tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang.
Irjen Teddy diduga menjadi bagian dari jejaring peredaran Narkoba karena menggelapkan barang bukti sabu saat menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Pangeran Khairul Saleh memberikan apresiasi terhadap keputusan tegas Kapolri yang langsung mencopot Kapolda Jatim tersebut, pasca
“Kita mesti dorong bersama ini sebagai momentum untuk melakukan pembenahan internal kepolisian RI semakin absah agar segera dituntaskan. Faktanya di tangan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, peristiwa memalukan yang terjadi di institusinya sampai melibatkan para perwira-perwira tinggi berhasil diungkap secara transparan. Tidak malah ditutup-tutupi,” ujar Pangeran Khaerul Saleh dalam keterangan pers yang diterima Banuaterkini.com, Sabtu (15/10/2022).
Dikatakan Khairul Saleh, pihaknya tidak bisa membayangkan jika kejahatan internal sampai ditutupi. Bukan sekedar awan gelap saja yang terjadi, institusinya juga menjadi tidak terselamatkan.
Kata dia, dibalik kasus yang memprihatinkan menimpa Kepolisian belakangan ini, tentu ada prestasi yang membanggakan.
“Karena itu, hasil dari transparansi mengungkap kasus-kasus besar yang terjadi, menurut saya justru membuktikan prestasi luar biasa jajaran kepolisian di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mesti kita apresiasi,” ujar mantan Bupati Banjar ini.
Dikatakan Khairul Saleh, kondisi di institusi Kepolisian saat ini seperti dirundung awan gelap atas beberapa kasus internal yang memalukan sampai menghentakan jagat nasional. Hal in,i imbuhnya, dapat berpengaruh besar pada pamor kepolisian itu sendiri di masyarakat.
“Tidak salah jika disebutkan bahwa citra kepolisian kita tercoreng hebat atas kasus-kasus kejahatan yang dilakukan oknum-oknum perwira tingginya,” tutur anggota Fraksi PAN DPR RI ini.
Lebih lanjut, Khairul Saleh juga menegaskan bahwa Komisi III DPR RI meminta agar kejahatan narkoba yang menjadi target kepolisian harus diberantas tuntas. Faktanya juga menyisakan persoalan yang rawan bagi aparat kepolisian itu sendiri, di mana dunia narkoba merupakan lintasan kejahatan dengan perputaran uang dengan angka puluhan, bahkan ratusan triliun rupiah.
“Artinya bisnis narkoba telah menjadi dunia kejahatan yang amat rentan bagi aparat kepolisian untuk tidak ikut arus di dalamnya. Di sini tantangan terbesar yang dihadapi Kapolri,” urai Khairul Saleh.
Dijelaskannya, dalam memerangi kejahatan bisnis tersebut tentu diperlukan cara dan strategi ampuh untuk melumpuhkan jaringan internasional narkoba, tanpa menyeret aparat Korps Bhayangkara ikut serta dalam jaringannya, bahkan ikut menikmatinya.
Salah satu cara terampuh untuk mencegah dan mengatasi jebakan bisnis hitam narkoba, imbuhnya, agar tidak menyasar aparat Kepolisian kita adalah dengan lakukan tes urine secara mendadak dan acak setiap saat. Kemudian hukum seberat-beratnya bagi aparat yang kedapatan memperoleh hasil positif dalam uji klinis itu.
“Komisi III DPR RI mendesak agar seluruh oknum dan personel kepolisian yang terlibat kasus narkoba diperiksa secara terbuka dan transparan. Pasalnya, penyalahgunaan narkoba adalah musuh besar bangsa Indonesia, khususnya generasi muda,” pungkas Pangeran.