Anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Fraksi PDIP, Riezky Aprilia, menjadi sorotan setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggilnya sebagai saksi dalam kasus dugaan suap yang menyeret Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.

Banuaterkini.com, JAKARTA - Pemeriksaan Riezky berlangsung pada Selasa (7/1/2025) di Gedung Merah Putih KPK, sebagai saksi terkait penggantian antarwaktu (PAW) anggota DPR dan perintangan penyidikan dalam perkara.

Untuk diketahui, Riezky Aprilia terpilih sebagai anggota DPR pada Pemilu 2019 dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Selatan I, menggantikan calon legislatif Nazarudin Kiemas yang meninggal dunia.

Dengan perolehan 44.402 suara, Riezky lolos ke Senayan, mengungguli Harun Masiku, yang hanya mendapatkan 5.878 suara.

Namun, kasus ini bermula ketika Hasto Kristiyanto disebut mengupayakan agar kursi tersebut diberikan kepada Harun Masiku, bukan kepada Riezky.

Menurut Ketua KPK, Setyo Budiyanto, Hasto menggunakan berbagai cara untuk mewujudkan keinginannya, termasuk mengajukan judicial review (JR) ke Mahkamah Agung dan menandatangani surat terkait permohonan pelaksanaan putusan tersebut.

“Hasto bahkan meminta Riezky Aprilia mengundurkan diri, baik secara langsung maupun melalui orang kepercayaannya yang dikirim ke Singapura, tetapi upaya ini ditolak oleh saudara Riezky,” jelas Setyo, sepert dikutip dari Kompas.com.

Riezky juga menghadapi tekanan berupa penahanan surat undangan pelantikannya oleh Hasto.

Menurut KPK, Hasto bersama Harun Masiku kemudian diduga menyuap Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan anggota Bawaslu Agustina Tio Fridelina untuk memuluskan langkah Harun Masiku ke DPR.

Sikap tegas Riezky dalam mempertahankan haknya atas kursi DPR menjadi kunci yang mengungkap lebih jauh praktik suap dan upaya perintangan penyidikan dalam kasus ini.

Penolakannya terhadap tekanan untuk mundur dinilai sebagai tindakan yang memperlihatkan komitmen terhadap integritas.

Kasus ini semakin menyorot nama Hasto Kristiyanto, yang hingga kini masih menjalani proses hukum.

Dalam pernyataannya, Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, menegaskan bahwa pemanggilan Riezky sebagai saksi adalah bagian dari pengungkapan kasus secara menyeluruh.

“Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK, Jl Kuningan Persada Kav. 4,” ujarnya.

Pengamat menyebut bahwa kasus ini adalah momen penting bagi penegakan hukum terhadap praktik politik kotor di Indonesia.

Sebagai anggota DPR terpilih yang berani melawan tekanan, Riezky kini menjadi simbol perlawanan terhadap upaya manipulasi dalam sistem demokrasi.

KPK terus mendalami keterlibatan pihak-pihak terkait, termasuk Sekjen PDIP, dalam kasus ini. Sementara itu, Harun Masiku hingga kini masih menjadi buronan.