"Berbagai isu yang mengemuka dapat dibicarakan, termasuk isu lahan pemakaman non-muslim yang sekarang jadi persoalan," tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Pendeta Akela, salah satu pengurus API yang ikut hadir, menjelaskan bahwa mereka merupakan ujung tombak yang ada di gereja-gereja.
Ia mengharapkan terbagun kerjasama secara intens dan kontinyu dengan FKUB dalam menjaga kerukunan.
"Cinta kasih yang disebarkan oleh API, jangan sampai disalahpahami sehingga justru menghambat kerukunan," ujarnya.
Terkait salam Natal yang lagi viral, Ilham menyampaikan bahwa perlu studi komparasi. Sebab, ujarnya, jawabannya tidak tunggal.
"Saya sering balas bertanya, anda ingin jawaban apa? Sebenarnya salam yang berbagai-bagai itu hanya untuk mematut-matutkan diri pada yang berbeda, karena kalau ditanya hukumnya, pasti jawabannya beragam, tergantung sudut pandang dan pemahaman masing-masing," imbuhnya.
Ia justru mengajak agar tidak terlalu dipersoalkan hal itu. Menurut Ilham, esensi terkait karya membangun kerukunan jauh lebih penting dibicarakan.
"Bagaimana keragaman paham itu harus disampaikan kepada umat agar dimengerti bahwa terkait salam dan mengucapkan selamat Natal di Islam itu sangat beragam, yang penting bagaimana kita bisa saling berkolaborasi membangun kerukunan," pungkasnya.
Turut hadir pada pertemuan Pengurus FKUB lainnya, Dr Nasrullah, Dr. H Mirhan, Bayani Dahlan, Fakhruddin, dan Noorhalis Majid. (nm)