“Buku ini menampilkan model mediasi seperti facilitative mediation dan transformative mediation yang memungkinkan solusi adil dan efektif," ungkap Shiddiq.
Sebagai penulis, Dr. KH. Muhari menyampaikan bahwa ide utama buku ini lahir dari keprihatinannya terhadap penyelesaian sengketa informasi yang seringkali berakhir di jalur hukum formal yang panjang dan melelahkan.
Muhari yang memiliki pengalaman panjang di dunia komunikasi baik sebagai penceramah, presenter termasuk sebagai akademisi ini menilai bahwa mediasi adalah cara yang lebih manusiawi dan efektif untuk menjembatani perbedaan antara badan publik dan masyarakat.
“Mediasi bukan hanya tentang mencari siapa yang benar atau salah, tetapi bagaimana membangun kesepahaman dan solusi yang adil. Melalui dialog terbuka dan pendekatan mediasi, sengketa informasi dapat diselesaikan dengan cepat dan lebih harmonis,” tegas Muhari.
Diskusi yang dipandu oleh Dr Wahyudi Rifani ini berlangsung dinamis dan mendapatkan respons positif dari peserta.
Mereka menyatakan bahwa buku ini relevan sebagai referensi penting untuk memahami peran mediasi dalam mendukung transparansi dan tata kelola informasi publik.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mendorong pemahaman yang lebih luas tentang keterbukaan informasi publik melalui pendekatan mediasi.
Penyelenggara berharap acara ini dapat menginspirasi penerapan mediasi di berbagai lini untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih transparan, akuntabel, dan berpihak pada masyarakat.