RANS303 INDOSEVEN RANS303

Meski Diguyur Hujan Deras, Haul Syekh Abdullah Khotib Tetap Berlangsung Khusyu

Redaksi - Kamis, 30 Mei 2024 | 08:33 WIB

Post View : 10

Wakil Bupati Banjar Habib Idrus Alhabsyi bersama para ulama dan jamaah dengan khyusuk mengikuti kegiatan Haul ke-104 Syekh Abdullah Khotib. BANUATERKINI/Media Center Banjar/Syauqi.

Meskipun diguyur hujan deras, peringatan haul Syekh H Abdullah Khotib ke-104 di yang berlangsung di Desa Tungkaran Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar berlangsung khusyuk.

Banuaterkini.com, MARTAPURA - Acara haul berlangsung semakin khidmat saat sejumlah santri membacakan syair-syair Maulid Alhabsyi, Rabu (29/05/2024) malam tadi.

Peringatan haul ini dihadiri Wakil Bupati Banjar Habib Idrus Al Habsyi bersama jemaah lainnya yang memenuhi area kubah dan sekitarnya.

Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur di sekitar lokasi haul membuat sebagian jamaah yang berada di tanah lapang tanpa tenda berusaha mencari tempat yang teduh seperti rumah-rumah warga.

Namun tidak sedikit dari jemaah tetap bertahan dengan menggunakan penutup kepala seperti payung, sajadah hingga plastik yang dijual pedagang musiman.

Beredar di sejumlah platform media sosial seperti WhatsApp dan Instagram, video yang menunjukkan jamaah yang tetap bertahan di tengah lapangan saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut.

Guru Muhammad yang membacakan manaqif Syekh H Abdullah Khotib mengatakan, almarhum merupakan sosok ulama yang mashur, lahir di Desa Dalam Pagar pada hari Jumat tahun 1273 H atau 1857 M, anak dari Dari Muhammad Soleh dan Semara.

Dikatakan, beliau sangat tekun dalam mempelajari ilmu agama dan berguru dengan para ulama besar yang mashur kewaliannya.

Setelah lama belajar Syekh Abdullah melanjutkan belajar ilmu agama ke Mekkah dengan berguru beberapa ulama disana. Selama di Mekkah sempat mengarang kitab Riyadul Jannah yang dipersembahkan untuk anaknya Miftahul Jannah yang saat itu datang untuk melaksanakan ibadah haji.

Syekh Abdulah juga salah seorang tokoh masyarakat yang menjadi rujukan. Rumahnya tidak pernah sepi dari tamu yang datang untuk bermusyawarah baik kalangan ulama maupun masyarakat. 

Tidak hanya menuntut ilmu agama, Syekh Abdullah juga tidak lupa untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan berdagang dan bercocok tanam.

Dia memiliki tiga orang istri yang masing-masing mendapat keturunan 4 dari istri pertama, 5 dari istri kedua dan 7 dari istri ketiga. Syekh Abdullah wafat pada tahun 1920 M atau 1339 H.

Sementara itu, KH Hasanuddin dalam tausiahnya menyoroti tentang adanya perempuan yang ikut serta ke pemakaman ketika hendak mengubur orang yang meninggal dunia. Padahal hal tersebut dilarang oleh ajaran agama.

“Meskipun suaminya yang meninggal tidak boleh, haram hukumnya perempuan ke kubur umpat (red: ikut) mengubur,” ujar Guru Hasanuddin yang juga mengajak jemaah untuk mengamalkan ilmu yang didapat dengan sebaik baiknya.

Kegiatan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Wabup Banjar Habib Idrus Al Habsyi. (Media Center Banjar)

Laporan: Syauqi Azmi

Editor: Ghazali Rahman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev