Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menghadapi momen unik dalam acara Konferensi Besar Fatayat Nahdlatul Ulama di Jakarta, Jumat, 13 Desember 2024. Sapaan "ibu-ibu" yang disampaikan Gibran dalam sambutannya menuai protes dari para kader Fatayat NU, yang lebih menghendaki sapaan "sahabat."
Banuaterkini.com, JAKARTA - Gibran membuka pidatonya dengan menyapa, “Ibu Ketua Umum Fatayat NU beserta jajarannya. Para tokoh agama, kiai, ibu nyai yang hadir. Selamat pagi semua ibu-ibu,” ucapnya dengan ramah.
Namun, para kader Fatayat segera mengoreksi sapaan tersebut, meminta Gibran untuk mengganti dengan panggilan yang lebih akrab.
Menyadari hal itu, Gibran langsung tersenyum dan meralat sapaan tersebut. “Pagi sahabat. Sahabat,” ujarnya, yang langsung disambut riuh tawa dari para kader.
Meski demikian, dalam beberapa kesempatan, ia kembali terpeleset menggunakan sapaan "ibu-ibu," yang sekali lagi memancing koreksi dari para peserta.
“Haduh, salah terus ya. Sahabat. Sahabat-sahabat Fatayat NU,” balas Gibran sambil tertawa.
Selain insiden kecil soal sapaan, Gibran menyampaikan salam hangat dari Presiden RI Prabowo Subianto kepada para kader Fatayat NU.
Ia memuji dedikasi organisasi perempuan ini yang konsisten mendukung berbagai program pemerintah, termasuk selama masa kampanye.
Dalam pidatonya, Gibran menekankan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan nasional.
Ia menyebutkan bahwa perempuan, sebagai tiang negara, kini menempati posisi strategis dalam Kabinet Merah Putih, dengan 16 perempuan menduduki jabatan sebagai menteri, wakil menteri, hingga utusan khusus.
Wapres juga menyinggung program unggulan pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG), yang akan mulai dijalankan pada Januari 2025.
Menurutnya, program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kesehatan ibu hamil, menyusui, dan anak-anak, tetapi juga mendorong perputaran ekonomi di desa hingga mencapai 8 miliar rupiah per tahun.
“Kami harap Fatayat NU dapat turut memastikan distribusi dan pelaksanaan program ini berjalan dengan lancar dan tepat sasaran,” ujar Gibran.
Acara ini dihadiri oleh kader Fatayat NU dari berbagai daerah, mulai dari Merauke, Papua, hingga Manokwari, bahkan perwakilan daring dari Turki dan Mesir.
Kehadiran para kader dari berbagai penjuru ini menunjukkan besarnya antusiasme dan komitmen organisasi dalam mendukung program nasional.
Meski sempat beberapa kali tersandung sapaan yang kurang tepat, Gibran menutup pidatonya dengan menegaskan pentingnya peran strategis perempuan dalam membangun bangsa.
“Perempuan adalah garda terdepan dalam menciptakan kesejahteraan, baik dalam keluarga maupun masyarakat,” pungkasnya.