Namun, Hasto juga mengungkapkan adanya upaya intimidasi terhadap tim PDIP di beberapa daerah.
“Kami menerima laporan adanya tekanan berupa intimidasi telepon dan penghadangan. Ini dilakukan oleh pihak-pihak yang kami identifikasi sebagai ‘Partai Coklat’,” ujarnya.
Di Pilgub Jakarta, hasil exit poll internal menunjukkan pasangan Pramono Anung dan Rano Karno unggul dengan selisih yang cukup signifikan.
Namun, Hasto mengingatkan bahwa masih ada upaya dari pihak-pihak tertentu untuk memaksakan dua putaran.
Di Sumatera Utara, hasil Pilkada juga dianggap mencurigakan.
“Kondisi banjir parah di Medan seharusnya menjadi refleksi kegagalan pemerintahan saat ini. Namun, hasil sementara menunjukkan adanya perbedaan mencolok dengan aspirasi masyarakat yang menginginkan pemimpin bersih dan bebas korupsi,” jelas Hasto.
Dalam menghadapi situasi yang dinamis ini, Hasto meminta seluruh kader, simpatisan, dan relawan PDIP untuk tetap waspada dan aktif mengawal suara rakyat.
“Kami meminta seluruh elemen partai untuk menjaga netralitas dan memastikan tidak ada intervensi dalam proses Pilkada. Aparatur negara juga harus mematuhi keputusan MK yang melarang ketidaknetralan,” katanya.
PDI Perjuangan berkomitmen untuk terus memantau proses Pilkada hingga hasil resmi diumumkan. Dengan sikap siaga, Hasto berharap suara rakyat dapat terlindungi dari segala bentuk kecurangan.