Laporan: Ariel Subarkah l Editor: Ghazali Rahman
Presiden Joko Widodo menyampaikan penilaiannya sekaligus kritik tajam pada pertumbuhan dunia pers yang ada di Indonesia dewasa ini yang disebutnya tidak sedang baik-baik saja.
Medan, Banuaterkini.com - Menurut Presiden Jokowi saat ini isu kebebasan pers sudah bukan lagi menjadi sebuah masalah, karena saat ini semua pihak bebas membuat berita melalui berbagai platform digital.
Jadi, menurut Kepala Negara, persoalan utama sekarang adalah bagaimana media pers membuat pemberitaan yang bertanggung jawab.
“Sekarang ini, masalah yang utama menurut saya adalah membuat pemberitaan yang bertanggung jawab karena masyarakat kebanjiran berita dari media sosial dan media digital lainnya, termasuk platform-platform asing. Umumnya tidak beredaksi, atau dikendalikan oleh AI (kecerdasan buatan),” ujar Presiden saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Pers Nasional Tahun 2023 di Gedung Serbaguna Pemerintah Provinsi Sumatra Utara, Kabupaten Deli Serdang, Kamis (09/02/2039).
Menurut Presiden, algoritma raksasa digital cenderung mementingkan sisi komersial saja dan hanya akan mendorong konten-konten recehan yang sensasional. Situasi tersebut mengorbankan kualitas isi dan jurnalisme otentik pun makin hilang.
“Hal semacam ini tidak boleh mendominasi kehidupan masyarakat kita. Media konvensional yang beredaksi makin terdesak dalam peta pemberitaan,” imbuhnya.
Masalah utama kedua, Presiden melanjutkan, adalah keberlanjutan industri media konvensional yang menghadapi tantangan berat.
Menurut Kepala Negara, saat ini sekitar 60 persen belanja iklan telah diambil oleh media digital, terutama platform-platform asing.