Ramadan, Ketakwaan, dan Ujian Kemanusiaan

Redaksi - Minggu, 30 Maret 2025 | 14:22 WIB

Post View : 5

ILUSTRASI: Latihan selama puasa mestinya membentuk kita menjadi manusia yang memiliki empati pada penderitaan orang lain. (BANUATERKINI @2025)

Ujian ketakwaan tidak berhenti di akhir Ramadan, tetapi justru diuji dalam sikap kita terhadap mereka yang terdampak bencana, korban ketidakadilan, dan ketimpangan sosial.

Di tengah kondisi bangsa yang masih diliputi berbagai persoalan, Ramadan mengingatkan bahwa perubahan tidak bisa hanya bergantung pada pemimpin atau kebijakan, tetapi harus dimulai dari diri sendiri.

Puasa mendidik kita untuk menjadi pribadi yang lebih sabar, jujur, dan bertanggung jawab. Nilai-nilai ini seharusnya tercermin dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam praktik politik, ekonomi, dan sosial.

Ketidakadilan, kekerasan, dan korupsi adalah masalah yang hanya bisa diselesaikan dengan kesadaran kolektif bahwa ketakwaan sejati juga berarti keberanian untuk membela kebenaran dan keadilan.

Ketakwaan yang sejati adalah ketika seseorang tidak hanya taat beribadah, tetapi juga berkontribusi bagi kebaikan bersama. Ramadan telah memberi kita bekal untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Maka, saat kita menyambut Idulfitri, mari jadikan kemenangan ini bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan awal dari perjalanan baru untuk membangun bangsa yang lebih adil, peduli, dan bermartabat. Selamat Idulfitri. Taqabbalallahu minna wa minkum.

*) Pemimpin Redaksi

Halaman:
Baca Juga :  Kasus Disertasi Bahlil Lahadalia, DGB UI Beri Rekomendasi Sanksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev