Di sebuah desa terpencil di Sulawesi Selatan, kehidupan berubah ketika energi matahari menggantikan generator bertenaga diesel. Dengan pendanaan hijau dari Bank Mandiri, desa ini tak hanya mendapatkan listrik tetapi juga harapan baru. “Kami dulu hanya bisa menyalakan lampu beberapa jam sehari,” ujar Rahmat, kepala desa setempat. “Kini, usaha kecil kami berjalan lebih lancar, dan udara terasa lebih segar tanpa asap diesel.”
Banuaterkini.com, JAKARTA - Kisah seperti ini mungkin terdengar sederhana, tetapi inilah narasi yang membangun revolusi hijau. Sebelum kebijakan diterapkan atau proyek dimulai, narasi harus ada.
Pemerintah dan sektor perbankan menjadi aktor kunci dalam menyampaikan pesan ini, menciptakan dukungan publik untuk transisi menuju ekonomi hijau.
Langkah Awal Menuju Perubahan
Menurut teori agenda-setting McCombs dan Shaw, media dan aktor politik memainkan peran besar dalam menentukan isu mana yang harus menjadi perhatian utama masyarakat.
Namun, dalam membangun narasi hijau, tantangannya lebih besar: isu ini tidak hanya harus menjadi perhatian, tetapi juga diterima sebagai kebutuhan.
1. Narasi sebagai Alat untuk Mengubah Persepsi
Narasi adalah jembatan antara kebijakan dan penerimaan publik.
Sebuah kebijakan seperti pajak karbon mungkin terdengar seperti beban tambahan tanpa narasi yang menjelaskan manfaatnya—misalnya, bahwa dana tersebut dapat digunakan untuk membangun transportasi publik yang lebih ramah lingkungan.
2. Tantangan dalam Membangun Narasi Hijau
Masyarakat Indonesia menghadapi berbagai hambatan, mulai dari tingkat literasi lingkungan yang rendah hingga hoaks yang merusak kepercayaan publik.
Sebagai contoh, narasi bahwa transisi ke energi terbarukan akan mengorbankan pekerjaan di sektor tradisional sering kali menghambat perubahan, meskipun data menunjukkan sebaliknya.
Peran Pemerintah
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen besar terhadap keberlanjutan, salah satunya melalui target net zero emissions pada tahun 2060.
Namun, kebijakan ini hanya akan berhasil jika diiringi dengan komunikasi yang transparan dan narasi yang kuat. Menghubungkan kebijakan dengan kehidupan sehari-hari.
Misalnya, kebijakan penghapusan subsidi bahan bakar fosil dapat dipandang negatif tanpa narasi yang menjelaskan bagaimana dana tersebut akan dialokasikan kembali untuk membangun energi terbarukan atau infrastruktur hijau.
Pemerintah juga perlu melibatkan media massa untuk menyampaikan pesan ini ke masyarakat luas.
Meningkatkan Kesadaran Melalui Kampanye
Kampanye seperti "Hijau untuk Masa Depan Anak Cucu Kita" dapat menjadi contoh pendekatan emosional yang efektif.
Dengan menghubungkan isu keberlanjutan dengan masa depan generasi berikutnya, pemerintah dapat menciptakan resonansi yang lebih kuat.
Peran Bank Mandiri: Memimpin dalam Pembiayaan Hijau
Sebagai salah satu institusi keuangan terbesar di Indonesia, Bank Mandiri memainkan peran strategis dalam mendukung revolusi hijau.
Dengan inovasi produk keuangan hijau dan pembiayaan berkelanjutan, Bank Mandiri telah menjadi aktor penting dalam narasi keberlanjutan.
1. Menyalurkan Dana untuk Proyek Hijau
Pada tahun 2021, Bank Mandiri meluncurkan obligasi keberlanjutan senilai USD 300 juta, yang digunakan untuk mendanai proyek energi bersih dan transportasi ramah lingkungan.
Selain itu, bank ini terus mendukung UMKM dalam mengadopsi praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan.
2. Menyediakan Edukasi Keuangan Hijau
Melalui program pelatihan, Bank Mandiri membantu masyarakat memahami manfaat ekonomi hijau.
Contohnya adalah workshop untuk petani yang ingin beralih ke pertanian organik atau pelaku UMKM yang ingin mengadopsi teknologi hijau.
Studi Kasus: Apa yang Bisa Dipelajari dari Dunia?
Narasi hijau bukanlah hal baru di dunia internasional. Di Jerman, kampanye "Energiewende" (Transformasi Energi) berhasil menciptakan dukungan publik untuk transisi energi terbarukan.
Narasi mereka menekankan kemandirian energi, manfaat ekonomi jangka panjang, dan masa depan yang lebih bersih.
Di Indonesia, Bank Mandiri dapat menggunakan pendekatan serupa, misalnya dengan menceritakan bagaimana desa-desa terpencil dapat mengakses listrik melalui pembiayaan hijau.
Cerita lokal seperti ini memiliki kekuatan untuk menggerakkan hati dan pikiran masyarakat.
Membawa Narasi Hijau ke Arah yang Lebih Luas
Untuk memastikan keberhasilan narasi hijau, berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil oleh pemerintah dan sektor perbankan:
Masa Depan Dimulai Hari Ini
Revolusi hijau adalah perjalanan panjang yang dimulai dengan langkah pertama: narasi.
Pemerintah dan sektor perbankan seperti Bank Mandiri memiliki tanggung jawab besar untuk membangun narasi ini, menghubungkan kebijakan dengan kebutuhan masyarakat, dan menciptakan masa depan yang lebih hijau.
Seperti kata Rahmat, kepala desa di Sulawesi Selatan, “Revolusi hijau itu bukan hanya untuk kami, tapi untuk anak-anak kami nanti.”
Dengan narasi yang kuat dan komitmen yang konsisten, Indonesia dapat menjadi pelopor dalam membangun masa depan yang berkelanjutan.