Presiden Prabowo Subianto kembali mengejutkan dunia dengan strategi berani menghadapi krisis ekonomi global. Langkah-langkah ini dirancang untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian akibat kebijakan proteksionisme Amerika Serikat dan gejolak pasar dunia.
Banuaterkini.com, JAKARTA - Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, memaparkan strategi ini dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (03/04/2025).
"Dengan memperkuat hubungan dagang internasional, mengoptimalkan potensi sumber daya alam, dan meningkatkan konsumsi dalam negeri, Presiden Prabowo membuktikan bahwa Indonesia dapat tetap tumbuh meskipun di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian," ujar Noudhy.
Langkah pertama yang diambil Presiden Prabowo adalah memperluas mitra dagang Indonesia.
Dalam minggu pertama masa jabatannya, ia langsung mengajukan keanggotaan Indonesia dalam BRICS yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Keputusan ini memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan dunia dan semakin mengamankan kerja sama strategis dengan berbagai perjanjian dagang multilateral, termasuk RCEP dan OECD.
Selain memperluas mitra dagang, Presiden Prabowo juga fokus pada percepatan hilirisasi sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah ekspor.
Pemerintah membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang akan mendanai dan mengelola proyek hilirisasi di berbagai sektor strategis seperti mineral, perkebunan, dan energi.
Dengan langkah ini, Indonesia diharapkan dapat lebih mandiri dalam pengelolaan sumber daya alam dan mengurangi ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah.
Tidak hanya itu, strategi Prabowo juga mencakup penguatan daya beli masyarakat melalui berbagai kebijakan yang langsung menyentuh kesejahteraan rakyat.
Program makan bergizi gratis bagi 82 juta warga hingga 2025 menjadi salah satu kebijakan unggulan yang menarik perhatian dunia.
Selain itu, pemerintah berencana membentuk 80.000 Koperasi Desa Merah Putih untuk memperkuat ekonomi desa dan menciptakan jutaan lapangan kerja baru.
Dengan mendongkrak konsumsi rumah tangga yang mencakup 54% dari PDB Indonesia, program ini diyakini akan memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Di tengah kebijakan proteksionisme Amerika Serikat yang berpotensi mengguncang perekonomian global, Prabowo menunjukkan bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam.
Dengan strategi yang berani dan terarah, Indonesia siap menghadapi tantangan ekonomi dunia dan semakin memperkuat posisinya di kancah global.