Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan melaporkan kenaikan inflasi sebesar 1,71 persen secara year-on-year (y-on-y) pada September 2024.
Banuaterkini.com, BANJARBARU - Kenaikan ini menunjukkan lonjakan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,10 pada September 2023 menjadi 105,88 pada bulan yang sama tahun 2024.
Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan harga di hampir seluruh kelompok pengeluaran, termasuk sektor makanan, kesehatan, dan transportasi.
Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono, menjelaskan bahwa inflasi tahunan ini didorong oleh kenaikan harga di sejumlah sektor utama. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kenaikan signifikan sebesar 2,02 persen.
Sementara itu, kelompok transportasi mencatat inflasi sebesar 2,22 persen, dan kelompok kesehatan menjadi penyumbang terbesar dengan peningkatan harga mencapai 2,81 persen.
"Lonjakan harga yang terjadi di sektor-sektor ini sangat mempengaruhi inflasi secara keseluruhan. Kenaikan harga bahan makanan dan biaya transportasi memberi dampak langsung pada pengeluaran rumah tangga masyarakat Kalsel," kata Martin dalam keterangannya di Banjarbaru.
Komoditas yang Menyumbang Inflasi
BPS Kalsel juga mencatat beberapa komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi, antara lain emas perhiasan, ikan gabus, tarif parkir, daging ayam ras, dan ikan patin.
"Komoditas-komoditas ini memberikan sumbangan besar terhadap kenaikan inflasi tahunan di Kalsel, mencerminkan tekanan harga pada kebutuhan pokok dan barang konsumsi," jelas Martin.
Selain itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami kenaikan signifikan hingga 8,76 persen, yang dipicu oleh naiknya biaya layanan kesehatan dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Hal ini mempertegas dampak dari kenaikan harga di berbagai sektor terhadap kondisi ekonomi masyarakat.
Di sisi lain, ada beberapa komoditas yang justru mengalami penurunan harga dan memberikan kontribusi pada deflasi di beberapa sektor.
Di antaranya adalah beras, tomat, cabai merah, angkutan udara, dan telur ayam ras. Penurunan harga ini membantu meredam kenaikan inflasi yang lebih besar, meskipun pengaruhnya tidak cukup signifikan untuk menurunkan tekanan harga secara keseluruhan.
Kenaikan inflasi ini diprediksi akan memberikan dampak langsung pada daya beli masyarakat, terutama di sektor makanan, transportasi, dan kesehatan.
"Harga yang terus meningkat di sektor-sektor ini akan memberikan tekanan lebih besar pada pengeluaran rumah tangga, terutama bagi mereka yang pendapatannya terbatas," ujar Martin.
BPS Kalsel juga mencatat bahwa inflasi bulan ke bulan (m-to-m) pada September 2024 tercatat sebesar -0,36 persen, yang menunjukkan adanya penurunan harga dalam beberapa komoditas selama bulan tersebut, meskipun inflasi tahunan tetap menunjukkan tren kenaikan.
Dengan situasi ini, BPS Kalsel terus memantau perkembangan harga di pasar dan mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi lonjakan harga yang bisa mempengaruhi stabilitas ekonomi lokal dalam beberapa bulan ke depan.