Pada Sidang Majelis Umum ke-79 PBB, Palestina untuk pertama kalinya duduk di kursi sejajar dengan negara anggota penuh PBB.
Meskipun statusnya masih sebagai negara pengamat, hak istimewa ini merupakan simbol penting dalam upaya mereka memperoleh keanggotaan penuh. Utusan Palestina, Riyad Mansour, duduk di antara delegasi Sri Lanka dan Sudan, di meja bertuliskan "State of Palestine."
Langkah ini dinilai sebagai pencapaian signifikan bagi Palestina, yang telah diakui oleh 145 dari 193 negara anggota PBB, meskipun Israel dan sekutunya tetap menentang pengakuan penuh terhadap Palestina sebagai negara merdeka.
Meskipun upaya Palestina untuk mendapatkan keanggotaan penuh di PBB terus menemui hambatan, termasuk veto dari Amerika Serikat pada April lalu, dukungan internasional terus mengalir.
Pada Mei 2024, Majelis Umum PBB mendukung Palestina dengan suara mayoritas, merekomendasikan kepada Dewan Keamanan PBB untuk mempertimbangkan keanggotaan penuh Palestina.
Resolusi ini mempertegas bahwa Palestina layak mendapat status penuh, yang akan memberi mereka hak lebih besar di PBB. Namun, perlawanan dari Israel dan sekutu-sekutunya tetap menjadi tantangan utama bagi Palestina dalam mencapai keanggotaan penuh.