Sementara itu, peneliti lainnya, Prof. Suratno, yang juga pakar pendidikan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang juga tim peneliti dalam kajian ini, menambahkan bahwa selain faktor infrastruktur, motivasi keluarga dan anak-anak untuk melanjutkan sekolah juga menjadi tantangan besar.
"Banyak anak di Tanah Bumbu yang harus berhenti sekolah karena kondisi ekonomi keluarga. Program inklusi yang mencakup dukungan sosial-ekonomi sangat diperlukan untuk memastikan mereka tetap bersekolah," ungkap Prof. Suratno.
Ia juga menekankan perlunya peningkatan kualitas pengajaran dan pelatihan guru, terutama di daerah-daerah terpencil.
"Kualitas pendidikan akan berpengaruh besar pada keberhasilan program peningkatan IPM. Oleh karena itu, tenaga pendidik harus terus diberikan pelatihan yang memadai," tambahnya.
Kajian ini diharapkan dapat menghasilkan solusi konkret untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi pendidikan di Tanah Bumbu.
"Kami berharap hasil kajian ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan yang lebih efektif untuk meningkatkan IPM dan kualitas SDM di Kabupaten Tanah Bumbu," pungkas Dr. Shiddiq.
Program ini merupakan langkah awal dari serangkaian inisiatif untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas, guna memastikan bahwa seluruh anak di Tanah Bumbu mendapatkan kesempatan pendidikan yang layak dan setara.