RANS303 INDOSEVEN RANS303

Peneliti Uniska Lakukan Ekspos Awal Kajian Peningkatan IPM Tanah Bumbu 2024

Redaksi - Jumat, 20 September 2024 | 14:09 WIB

Post View : 6

Tim peneliti FISIP Uniska MAB saat melaksanakan ekspos awal kajian IPM di Tanah Bumbu. (BANUATERKINI/Humas FISIP Uniska)

Untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tanah Bumbu, Bappedalitbang Tanah Bumbu bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Kalimantan (Uniska) MAB melakukan kajian peningkatan partisipasi pendidikan.

Banuaterkini.com, BATULICIN - Kajian ini bertujuan meningkatkan dua indikator utama IPM, yaitu Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS), yang saat ini masih di bawah target nasional.

Koordinator peneliti, Dr. M. S. Shiddiq, mengungkapkan bahwa rendahnya tingkat partisipasi pendidikan di Tanah Bumbu menjadi tantangan besar dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

"RLS dan HLS merupakan indikator penting dalam pengukuran IPM. Kami fokus pada peningkatan akses dan kualitas pendidikan agar anak-anak bisa mendapatkan pendidikan lebih lama dan lebih baik," kata Dr. Shiddiq.

Melalui kajian ini, Bappedalitbang dan Uniska akan merumuskan berbagai rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan akses pendidikan, terutama di daerah-daerah yang sulit terjangkau seperti Kecamatan Kusan Hulu dan Mantewe.

Tantangan yang dihadapi termasuk infrastruktur yang kurang memadai dan keterbatasan jumlah tenaga pendidik berkualitas di daerah-daerah tersebut.

Dalam ekspos awal kajian, Dr. Shiddiq didampingi para peneliti ahli, termasuk  Prof Suratno, Dr. Hj. Dewi Merdayanti, Junaidy, dan Sitna Hajar Malawat.

Kajian "Strategi Peningkatan Partisipasi Pendidikan untuk Meningkatkan IPM Kabupaten Tanah Bumbu 2024" ini menyoroti pentingnya peran pemerintah daerah dan kerjasama multisektoral untuk menciptakan kebijakan yang tepat sasaran.

Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dunia usaha dan masyarakat, juga diperlukan untuk mendukung keberlanjutan program pendidikan.

Sementara itu, peneliti lainnya, Prof. Suratno, yang juga pakar pendidikan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang juga tim peneliti dalam kajian ini, menambahkan bahwa selain faktor infrastruktur, motivasi keluarga dan anak-anak untuk melanjutkan sekolah juga menjadi tantangan besar.

"Banyak anak di Tanah Bumbu yang harus berhenti sekolah karena kondisi ekonomi keluarga. Program inklusi yang mencakup dukungan sosial-ekonomi sangat diperlukan untuk memastikan mereka tetap bersekolah," ungkap Prof. Suratno.

Ia juga menekankan perlunya peningkatan kualitas pengajaran dan pelatihan guru, terutama di daerah-daerah terpencil.

"Kualitas pendidikan akan berpengaruh besar pada keberhasilan program peningkatan IPM. Oleh karena itu, tenaga pendidik harus terus diberikan pelatihan yang memadai," tambahnya.

Kajian ini diharapkan dapat menghasilkan solusi konkret untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi pendidikan di Tanah Bumbu.

"Kami berharap hasil kajian ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan yang lebih efektif untuk meningkatkan IPM dan kualitas SDM di Kabupaten Tanah Bumbu," pungkas Dr. Shiddiq.

Program ini merupakan langkah awal dari serangkaian inisiatif untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas, guna memastikan bahwa seluruh anak di Tanah Bumbu mendapatkan kesempatan pendidikan yang layak dan setara.

Laporan: Asriansyah
Editor: Ghazali Rahman
Copyright @Banuaterkini 2024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev