"Bayangkan jika kita sedang melaju kencang di jalan raya, dan tiba-tiba kehilangan kendali karena ban kurang angin," tegasnya.
Tak hanya itu, Junaidi juga mengingatkan tentang pijakan kaki untuk penumpang motor.
Ketika kita membawa penumpang, tentu pijakan kaki sangat membantu agar penumpang nyaman selama perjalanan. Namun, ada satu hal yang sering dilupakan.
“Setelah penumpang turun, pijakan kaki itu harus ditutup kembali,” katanya.
Jika tidak, pijakan yang dibiarkan terbuka bisa menyentuh kendaraan lain di jalan yang padat, atau bahkan menyenggol pengendara lain yang lewat. Risiko oleng dan terjatuh pun jadi semakin besar.
Dalam dunia yang serba cepat ini, ujar Junaidi, kita sering kali terburu-buru dan menganggap hal-hal kecil tidak penting. Namun, kenyataannya, keselamatan justru dimulai dari hal-hal kecil yang terlihat sepele.
Pijakan kaki dan tutup ban mungkin tidak sering masuk dalam daftar prioritas pemeriksaan kendaraan, tetapi dampaknya bisa besar, bukan hanya bagi kita, tetapi juga bagi pengguna jalan lain.
Pesan moral dari cerita Junaidi sangat jelas yaitu jangan pernah menganggap remeh hal-hal kecil saat berkendara.
Cek setiap detail kendaraan, mulai dari hal-hal besar hingga hal terkecil sekalipun. Sebab, keselamatan di jalan bukan hanya tanggung jawab pribadi, tetapi juga tanggung jawab sosial. Jalan raya adalah ruang bersama, di mana setiap langkah kita memengaruhi orang lain.
"Mari kita ciptakan suasana berkendara yang aman dan nyaman, mulai dari diri sendiri dan perhatian pada hal-hal kecil," pungkasnya.