Viral! Hanifah Ungkap Skandal PIP di Sekolahnya, Siapa Terlibat?

Redaksi - Minggu, 16 Februari 2025 | 09:24 WIB

Post View : 48

Hanifah bersama temannya saat mengungkap pungli yang ada di sekolahnya kepada Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi. (BANUATERKINI/Radar Cirebon).

Dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) di SMAN 7 Kota Cirebon kini menjadi sorotan publik. Seorang siswi bernama Hanifah dengan berani membongkar praktik pungutan liar (pungli) di sekolahnya, yang diduga melibatkan sejumlah guru dan partai politik.

Banuaterkini.com, BANDUNG - Kasus ini viral setelah Hanifah mengungkap kecurangan tersebut kepada Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi.

Dalam pengakuannya, Hanifah mengungkap bahwa dana PIP yang seharusnya diterima penuh oleh siswa justru mengalami pemotongan hingga Rp 200 ribu per siswa.

Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa pada tahun 2023, pencairan dana PIP sempat tertahan karena adanya permintaan potongan dari pihak tertentu.

Pihak sekolah akhirnya angkat bicara dan mengakui adanya dugaan pemotongan dana PIP.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Undang Ahmad Hidayat, menyatakan bahwa sekolah tengah melakukan investigasi lebih lanjut.

“Kita langsung mengadakan pertemuan dengan para guru, tenaga kependidikan, dan komite sekolah untuk membahas langkah-langkah yang harus diambil setelah kasus ini mencuat,” ujar Undang.

Sebanyak 539 siswa SMAN 7 Kota Cirebon menerima dana PIP sebesar Rp 1,8 juta per siswa pada Desember 2024.

Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 1 juta untuk 225 siswa.

Namun, berdasarkan keterangan Hanifah, dana tersebut tidak diterima utuh oleh siswa, melainkan mengalami pemotongan dengan nominal bervariasi.

Bahkan, angkatan Hanifah juga dikenai pungutan uang gedung hingga Rp 6,4 juta serta SPP Rp 200 ribu per bulan, meski sekolah negeri seharusnya tidak memungut biaya tersebut.

Saat berbicara dengan Dedi Mulyadi, Hanifah juga mengungkap adanya pungutan lain, seperti pembelian buku dan sumbangan masjid sebesar Rp 150 ribu yang seharusnya bersifat sukarela.

Pernyataan ini membuat Dedi Mulyadi terkejut, mengingat kebijakan pemerintah yang seharusnya menjamin pendidikan gratis di sekolah negeri.

Keberanian Hanifah membongkar dugaan pungli ini menuai perhatian luas.

Meski kasusnya viral, ia mengaku tidak takut berbicara demi keadilan bagi teman-temannya.

“Kalau saya tidak bersuara, adik-adik kelas saya akan terus mengalami hal yang sama. Awalnya saya ingin membahas SNBP, tapi masalah ini terus merambat ke yang lain,” ujarnya.

Kasus ini kini menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Provinsi Jawa Barat, yang telah memeriksa sejumlah guru di SMAN 7 Kota Cirebon.

Namun, hingga kini belum ada kejelasan mengenai siapa saja yang benar-benar terlibat dalam dugaan pemotongan dana tersebut.

Siapa sebenarnya yang bertanggung jawab dalam kasus ini? Publik menantikan kejelasan dan tindakan tegas agar hak siswa tidak lagi dirampas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Laporan: Farha S Sugandhi
Editor: Ghazali Rahman
Baca Juga :  Banjir Rob Ancam Pesisir Jawa Tengah, Warga Diingatkan Waspada

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev