Di balik kesuksesan individu sarjana NU yang tersebar di berbagai lini, ISNU bertugas menghimpun mereka dalam visi integral—universal.
Harakah yang ditanamkan adalah kebebasan dari berbagai belenggu, baik eksternal maupun internal: egoisme, sektarianisme, dan arogansi.
Sarjana NU didorong tampil elegan tanpa arogan, cerdas tanpa nafsu, berilmu tanpa kehilangan keikhlasan. Inilah yang menjadi karakter khas ISNU yang membedakan mereka di tengah keragaman masyarakat Indonesia.
Pemilihan kepengurusan baru di tingkat pusat menjadi salah satu momentum penting dalam kongres ini.
Dengan Prof. Kamaruddin Amin sebagai Ketua Umum PP ISNU dan Prof. Abdul Haris sebagai Ketua Dewan Ahli ISNU, ada harapan besar akan lahirnya energi baru.
Kepemimpinan mereka diharapkan menjadi amunisi untuk membawa ISNU ke arah yang lebih bersinar, menciptakan cahaya keilmuan yang menerangi peradaban.
Melalui ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariah, ISNU berkomitmen terus menggerakkan roda kemajuan yang berke-NU-an.
Harapan saya, semangat kongres ini dapat diterjemahkan menjadi langkah nyata dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang tidak hanya emas dalam kemakmuran, tetapi juga dalam peradaban.
Kongres ini bukan sekadar acara, melainkan penanda arah perjalanan panjang ISNU. Sebuah langkah kecil yang membawa harapan besar: menjadikan ilmu sebagai pondasi, keikhlasan sebagai semangat, dan khidmat sebagai tujuan akhir.