Di balik bangku kuliah dan rutinitas akademik, sekelompok mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (UNUKASE) memulai sebuah langkah kecil namun bermakna.
Banuaterkini.com, BATULICIN - Bukan sekadar menanti kurikulum terbaru diterapkan, mereka memilih turun tangan langsung, yaitu menyelenggarakan diklat bertema “Dinamika Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) untuk Mewujudkan Pendidikan Bermutu di Sekolah Dasar.”
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Jumat dan Sabtu, 18–19 April 2025, bertempat di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Bumbu.
Namun, kisah menariknya justru dimulai jauh sebelum hari pelaksanaan.
“Awalnya hanya dari diskusi biasa soal tantangan pendidikan sekarang,” cerita Ahmad, mahasiswa PGSD semester empat sekaligus penggagas kegiatan.
“Kami sadar, untuk jadi guru hebat, harus siap menghadapi perubahan kurikulum dan pendekatan pembelajaran baru.”
Ahmad dan rekan-rekannya tidak menunggu dosen memulai.
Mereka menyusun proposal, membangun komunikasi dengan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Kalimantan Selatan, hingga menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat.
“Banyak tantangan. Tapi semangat kami tumbuh karena tahu guru adalah kunci utama dalam pendidikan berkualitas,” tambahnya.
Diklat yang mereka gagas ini mengangkat pendekatan deep learning, sebuah metode pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam dan berpikir kritis, pendekatan yang sebelumnya lebih dikenal di dunia teknologi kini mulai diterapkan dalam sistem pendidikan nasional.
Dalam dua hari pelaksanaan, 100 peserta terlibat aktif, 50 peserta per hari, yang sebagian besar adalah mahasiswa PGSD.
Pada hari pertama, mereka mendapatkan materi langsung dari para praktisi dan ahli pembelajaran mendalam, seperti Muhammad Jazuli dan Zaitun dari BPMP Provinsi Kalsel.
Para narasumber ini membedah strategi implementasi deep learning dalam kurikulum Sekolah Dasar, dari perancangan modul ajar, strategi asesmen, hingga penguatan karakter siswa.
Sementara pada hari kedua, hadir pembicara yang menyampaikan materi tak kalah menariknya dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Bumbu, yaitu I Ketut Suarna, Muhammad Aliansyah, I Kadek Arta, dan Solikhah.
Dekan FKIP UNUKASE, Isnaniah menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas inisiatif mahasiswa.
Ia mengakui bahwa transformasi pendidikan tak cukup hanya lewat kebijakan, tapi perlu semangat dari generasi muda pendidik.
“Deep learning bukan hal baru di dunia, tapi di Indonesia masih banyak yang belum memahami esensinya. Mahasiswa kita mengambil peran itu dengan sangat baik,” ungkap Isnaniah.
Sementara itu, Fuji, mahasiswi PGSD semester empat yang juga terlibat dalam kegiatan, mengaku merasakan langsung dampak positif dari diklat ini.
“Alhamdulillah, kami jadi lebih siap. Materi sangat aplikatif, bukan cuma teori,” tuturnya.
Apa yang dilakukan mahasiswa PGSD UNUKASE ini bukan hanya proyek semata, tapi cerminan arah baru pendidikan tinggi keguruan.
Pendidikan tidak lagi menunggu diajarkan, tapi dicari, digali, dan dipraktikkan langsung oleh calon-calon pendidik masa depan.
Dengan pelaksanaan diklat ini, UNUKASE menegaskan perannya sebagai kampus yang tak hanya mendidik, tapi juga menggerakkan.
Dari Tanah Bumbu, lahir semangat baru pendidikan Indonesia: dipimpin oleh mahasiswa, untuk masa depan murid-murid yang lebih cerdas dan mandiri.