Fenomena bangunan miring di kota-kota dengan tanah lunak, seperti Banjarmasin, menjadi topik utama dalam kuliah tamu yang diselenggarakan Fakultas Sains, Teknologi, dan Kesehatan (FSTK) Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (UNUKASE), Rabu (18/12/2024).
Banuaterkini.com, BANJAR - Acara ini menghadirkan Prof. Rusdiansyah, ahli geoteknik dan teknik sipil, untuk berbagi solusi konstruksi adaptif terhadap tantangan geoteknik lokal.
Pada kesempatan tersebut Prof. Rusdiansyah berbagi wawasan mengenai tantangan pembangunan di wilayah dengan tanah lunak.
Acara dibuka secara resmi oleh Dekan FSTK, Silfiana Ila Masruroh, yang mewakili Rektor UNUKASE, Abrani Sulaiman.
Dalam sambutannya, Ila menyampaikan bahwa tema ini diangkat karena relevansinya dengan kondisi tanah di Banjarmasin yang kompleks.
"Fenomena bangunan miring merupakan tantangan serius di dunia konstruksi, khususnya di kota Banjarmasin yang memiliki karakteristik tanah lunak dan struktur geoteknik yang rumit," ujar Ila.
Sementara itu, Prof. Rusdiansyah dalam paparannya menjelaskan berbagai faktor yang menyebabkan fenomena bangunan miring, termasuk pentingnya analisis geoteknik dan pondasi yang tepat dalam mengatasi masalah ini.
Ia juga membagikan studi kasus dari proyek-proyek besar di Indonesia, memberikan solusi berbasis teknologi dan inovasi.
Kegiatan ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa UNUKASE, tetapi juga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi lain, baik secara langsung maupun daring, seperti Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary, Universitas Negeri Gorontalo, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Universitas Puangrimaggalatung.
Antusiasme peserta sangat tinggi, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada narasumber terkait topik bangunan miring dan pendekatan konstruksinya.
Salah satu mahasiswa, Ahmad, bertanya mengenai teknologi terbaru yang dapat diterapkan untuk memperkuat pondasi di tanah lunak.
"Acara ini sangat bermanfaat, terutama bagi kami mahasiswa teknik yang ingin mengetahui lebih jauh tentang tantangan dunia konstruksi di wilayah seperti Banjarmasin," ujar Ahmad.
Kuliah tamu ini diharapkan dapat memperkaya wawasan mahasiswa dan praktisi tentang solusi pembangunan yang adaptif terhadap kondisi geoteknik lokal, sehingga mampu mendukung pengembangan infrastruktur yang aman dan berkelanjutan di masa depan.