Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, sosok guru sering kali luput dari sorotan. Namun, di Masjid Syikh Abdul Qadir Hasan Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (UNUKASE), khutbah Jumat yang disampaikan Ustadz Muhammad Baiturrahim menjadi pengingat kuat akan peran guru yang luar biasa.
Banuaterkini.com, BANJAR - “Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa,” kata ustadz Muhammad Baiturrahim di depan jamaah.
Kalimat sederhana ini membawa pesan mendalam tentang betapa pentingnya guru dalam kehidupan setiap individu.
Seperti halnya seorang pahlawan, guru berjuang tanpa pamrih untuk memastikan bahwa generasi penerus memiliki bekal ilmu dan moral yang kuat.
Mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa guru mengorbankan sebagian besar hidupnya untuk membangun masa depan orang lain.
Mereka tidak hanya mengajarkan pelajaran di kelas, tetapi juga menjadi pelita dalam kegelapan kebingungan, membimbing siswa menuju jalan yang benar.
Dalam khutbah tersebut, ustadz Baiturrahim mengutip ayat Al Qur'an dari Surat Al-Mujadalah ayat 11, yang menegaskan bahwa Allah akan meninggikan derajat orang-orang beriman dan berilmu.
Ini menjadi bukti nyata bahwa Islam sangat menghormati dan memuliakan para pengajar.
Tidak hanya itu, ia juga mengutip pandangan ulama terdahulu yang memberikan penghormatan luar biasa kepada guru, bahkan dalam bentuk materi, sebagai tanda rasa terima kasih.
“Gurumu seperti ayahmu, bahkan lebih berhak atas dirimu,” kutipnya dari Imam as Saffarini, menegaskan bahwa seorang guru memberikan kehidupan abadi melalui ilmu, sesuatu yang bahkan lebih bernilai daripada nafkah fisik yang diberikan oleh orang tua.
Namun, di balik keagungan peran ini, realitas sering kali berbicara sebaliknya. Banyak guru yang masih berjuang dengan keterbatasan kesejahteraan.
Mereka yang mengajarkan nilai kehidupan kepada anak bangsa justru sering kali tidak mendapatkan apresiasi yang layak.
Padahal, negara memiliki sistem pendidikan yang seharusnya menjamin kesejahteraan para pengajar.
“Pemerintah dan pemangku kebijakan harus lebih serius memperhatikan hak-hak guru. Generasi emas tidak akan lahir tanpa guru yang fokus dan profesional,” tegasnya.
Peran guru sangat penting dalam membangun generasi muda yang berilmu dan berkarakter. Tanpa kehadiran guru, bangsa ini akan kehilangan arah.
Ilmu yang ditanamkan oleh guru adalah investasi jangka panjang yang menentukan masa depan.
Melalui khutbah ini, ustadz Baiturrahim mengajak jamaah dan masyarakat untuk tidak hanya menghormati, tetapi juga secara aktif mendukung kesejahteraan para guru.
Ia berharap, dengan perhatian yang lebih baik, bangsa Indonesia dapat mencetak generasi unggul yang mampu membawa negara ini menuju kemakmuran.
Di akhir khutbahnya, ia berdoa untuk para guru, anak-anak didik, dan bangsa ini. Doanya sederhana namun penuh makna yaitu semoga semua guru dimuliakan, anak-anak menjadi generasi yang berilmu, dan bangsa ini menjadi bangsa yang menghormati pendidik.
Guru bukan sekadar pengajar; mereka adalah pemahat masa depan. Kini, saatnya kita bertanya pada diri sendiri: sudahkah kita memberikan penghormatan yang pantas untuk mereka?