Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menyiapkan dana jumbo untuk mempercepat hilirisasi riset. Langkah ini diharapkan memperkuat inovasi nasional agar lebih bermanfaat bagi industri dan masyarakat.
Banuaterkini.com, JAKARTA — Pemerintah resmi mengalokasikan Rp11 triliun untuk mendukung Program Riset Strategis yang difokuskan pada hilirisasi riset nasional.
Dana besar ini disiapkan agar hasil penelitian tidak berhenti di jurnal ilmiah, melainkan bisa diterapkan secara nyata dalam industri dan kehidupan sehari-hari.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menjelaskan bahwa program ini akan menyasar lima bidang utama: pangan, kesehatan, energi, material maju, dan teknologi tinggi.
"Kami ingin riset Indonesia punya dampak langsung, bukan hanya untuk publikasi, tetapi juga bagi kesejahteraan masyarakat," ujarnya dikutip dari Merdeka.com.
Pendanaan ini akan mendorong kolaborasi antara perguruan tinggi, lembaga riset, dan pelaku industri.
Dengan sinergi tersebut, pemerintah berharap tercipta ekosistem inovasi yang lebih kuat, di mana hasil penelitian dapat dikomersialisasi dan menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional.
Meski demikian, sejumlah pengamat mengingatkan bahwa keberhasilan program ini tidak hanya ditentukan oleh besarnya dana.
Regulasi yang mendukung, kesiapan industri menyerap inovasi, serta kecepatan birokrasi dalam menyalurkan anggaran juga menjadi faktor penentu agar riset benar-benar bisa dihilirkan.
Kemdiktisaintek memastikan akan melakukan evaluasi berkala terhadap setiap proyek riset yang didanai.
Jika ada yang tidak menunjukkan perkembangan signifikan, maka alokasi bisa dialihkan ke penelitian yang lebih potensial dan aplikatif.
Langkah strategis ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi impor.
Dengan dorongan besar bagi riset dan inovasi, Indonesia diharapkan mampu memperkuat daya saing global dan mencetak lebih banyak produk teknologi yang lahir dari tangan anak bangsa.