Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (UNUKASE) kini tengah melakukan pembenahan organisasi demi mempertahankan eksistensinya di tengah tantangan zaman.
Banuaterkini.com, BANJARBARU - Dalam sebuah diskusi bertema "Keberlanjutan Organisasi: Menjaga Eksistensi Mapala di Era Milenial", Mapala UNUKASE berupaya merumuskan strategi agar tetap relevan dan menarik bagi generasi muda yang lebih akrab dengan dunia digital dan gaya hidup praktis.
Diskusi yang berlangsung PADA Sabtu (09/11/2024) ini dihadiri anggota Mapala dari berbagai angkatan serta sejumlah alumni.
Wakil Rektor III UNUKASE, Murjani, sekaligus pembimbing Mapala selama enam periode berturut-turut, menyampaikan pentingnya transformasi dalam Mapala agar mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
"Mapala perlu bertransformasi. Selain menjadi wadah bagi hobi petualangan alam seperti hiking dan panjat tebing, Mapala juga perlu diarahkan untuk melakukan riset yang memperkaya wawasan, soft skill, dan cinta lingkungan yang berkelanjutan," ujarnya.
Diskusi yang berlangsung di sebuah kafe di Banjarbaru ini menjadi momen refleksi bagi Mapala UNUKASE untuk mengevaluasi peran dan eksistensinya.
Peserta diskusi mendiskusikan tantangan yang dihadapi organisasi mahasiswa di era modern, termasuk bagaimana mempertahankan minat dan semangat anggota di tengah kehidupan kampus yang semakin praktis dan serba instan.
Ketua Mapala Graminea Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Fujiono, yang turut hadir dalam acara ini, menyoroti pentingnya adaptasi bagi organisasi Mapala.
Menurut dia, tantangan terbesar saat ini adalah adalah bagaimana menjaga semangat dan keberlanjutan aktivitas di tengah perubahan gaya hidup mahasiswa.