"Kita perlu mencari cara agar Mapala tetap menarik dan relevan bagi generasi muda yang lebih memilih kegiatan praktis," ungkapnya.
Salah satu fokus utama dalam diskusi ini adalah regenerasi kepemimpinan. Para peserta menekankan pentingnya menyiapkan generasi penerus yang dapat membawa organisasi ke arah yang lebih baik dan terorganisir.
Langkah konkret yang disepakati adalah mengadakan pelatihan kepemimpinan yang melibatkan anggota baru dan alumni berpengalaman untuk membekali calon pemimpin dengan wawasan dan keterampilan yang diperlukan.
Sementara itu, Malik Ibrahim, anggota Mapala Matahad UNUKASE, mengusulkan agar kegiatan-kegiatan yang lebih inklusif dan berkelanjutan menjadi prioritas utama.
"Kami ingin anggota Mapala ke depan terus menjaga semangat petualangan dan kecintaan terhadap alam. Selain itu, memperkuat kolaborasi dengan organisasi pecinta alam lainnya juga penting agar dampak kita semakin luas," katanya.
Tidak hanya fokus pada pengembangan internal, Mapala UNUKASE juga merencanakan kolaborasi dengan organisasi pecinta alam di luar kampus, lembaga lingkungan, dan pemerintah setempat.
Langkah ini bertujuan untuk memperluas cakupan kegiatan, baik dalam bidang pendidikan, pelestarian alam, maupun pengabdian masyarakat.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat posisi Mapala UNUKASE sebagai organisasi yang peduli terhadap kelestarian lingkungan dan siap berkontribusi dalam skala yang lebih besar.
Di penghujung diskusi, seluruh peserta sepakat untuk terus memperkuat eksistensi Mapala UNUKASE dengan fokus pada peningkatan kualitas anggota, manajemen organisasi yang lebih baik, dan kegiatan yang berdampak positif.
Mereka berharap Mapala UNUKASE dapat semakin terintegrasi dengan kampus dan masyarakat luas, serta terus melahirkan generasi muda yang peduli terhadap alam.