Diskusi ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman peserta dan memotivasi mereka untuk mengambil peran lebih besar dalam memperjuangkan kesetaraan gender.
Sekolah Islam Gender Jilid III menekankan pentingnya pendekatan berbasis nilai-nilai Islam dalam memperjuangkan kesetaraan gender.
Menurut Sahabati Riska Hasanah, nilai-nilai Islam tidak hanya mendukung kesetaraan gender, tetapi juga memperkuat peran perempuan dalam membangun masyarakat.
“Kami ingin peserta memahami bahwa kesetaraan gender adalah bagian dari ajaran Islam. Dengan mendalami nilai-nilai keislaman, perempuan dapat memperjuangkan hak-haknya tanpa kehilangan identitas keagamaannya,” kata Riska.
Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mengaktualisasikan prinsip-prinsip kesetaraan gender dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan keagamaan.
Peserta diharapkan mampu menjadi agen perubahan di kampus dan masyarakat.
Sekolah Islam Gender juga menjadi platform bagi para peserta untuk berdiskusi, bertukar ide, dan merancang langkah-langkah konkret dalam memperjuangkan kesetaraan gender.
Diskusi yang berlangsung selama acara memberi ruang bagi peserta untuk mengeksplorasi gagasan baru dan memahami isu-isu gender secara lebih mendalam.
“Kegiatan ini bukan hanya tentang pendidikan, tetapi juga membangun jejaring pergerakan perempuan. Kami berharap peserta dapat menjadi motor penggerak perubahan di lingkungan mereka masing-masing,” ungkap Riska.
Sekolah Islam Gender Jilid III yang digelar oleh PMII merupakan upaya konkret dalam memperjuangkan kesetaraan gender berbasis nilai-nilai Islam.