Di tengah tantangan akses pendidikan tinggi di Indonesia yang serba mahal, Prof. Udiansyah hadir membawa solusi inovatif melalui Akademi Komunitas Peternakan Jorong (AKPJ).
Banuaterkini.com, BANJARMASIN - Akademi ini menjadi jawaban atas keprihatinan terhadap 1,9 juta lulusan SMA/MA/SMK yang tidak mampu melanjutkan kuliah, terutama dari keluarga kurang mampu.
"Ide dasarnya adalah ingin membantu dan bermanfaat bagi sesama," ujar Prof. Udiansyah saat berbincang melalui WhatsApp pribadinya, Selasa (24/12/2024).
Menurut dia, keinginannya adalah membantu mereka yang memiliki latar belakang ekonomi terbatas tetapi berkeinginan kuat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mereka.
"Banyak anak dari keluarga miskin yang tidak hanya kekurangan secara finansial, tetapi juga memiliki keterbatasan akademik. Jadi, kami ingin memberi mereka kesempatan asalkan ada kemauan untuk mengubah nasib," ujarnya.
AKPJ yang diinisiasi Prof Udiansyah mengusung pendidikan vokasi berbasis pengembangan peternakan dan pertanian yang langsung menghubungkan teori dengan praktik.
Targetnya mencakup pengelolaan 500 ekor sapi di kampus dan 5.000 ekor yang dikelola alumni dengan sistem bagi hasil.
Melalui pendekatan ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga pengalaman langsung di lapangan untuk membangun kemandirian ekonomi.
"Target kami sederhana namun memiliki dampak signifikan," tambahnya.
Menurut Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat ini, dirinya bermimpi bisa membangun infrastruktur AKPJ yang lebih lengkap di bandingkan sekarang yang serba masih terbatas seperti asrama yang memadai, rumah dosen, dan kandang sapi permanen termasuk workshop.
"Kami ingin memastikan lulusan kami bisa langsung terjun ke dunia kerja atau menjadi wirausahawan mandiri," imbuhnya.
Salah satu inovasi pendanaan yang diciptakan oleh AKPJ adalah melalui program Qurban++, di mana hasil penjualan sapi qurban dijadikan sebagai sumber pembiayaan pendidikan gratis di AKPJ.
"Program (qurban ++) ini menjamin kualitas sapi sesuai standar kesehatan dan ber
at, dengan mekanisme yang transparan dan ramah pembeli," jelas dia.
Meski berjuang "sendirian" dan dengan biaya yang terbatas, dedikasi Prof Udiansyah dan AKPJ mendapat apresiasi nasional dengan dianugerahkannya Penghargaan Bela Negara dari Kementerian Pertahanan.
Penghargaan ini mengakui kontribusi nyata AKPJ yang digagas Prof Udiansyah dalam membangun pendidikan inklusif yang mendukung kemandirian ekonomi sekaligus memperkuat ketahanan nasional.
"Dukungan ini adalah bukti bahwa usaha kami diapresiasi, tetapi perjalanan masih panjang. Kami berharap lebih banyak kolaborasi dari sektor swasta untuk mempercepat pengembangan kampus," ujar Prof Udiansyah.
Prof Udiansyah menuturkan, meskipun hingga kini, mahasiswa AKPJ sebagian besar baru berasal dari daerah Tanah Laut dan Kotabaru, ia berharap ke depan bisa memberikan kesempatan kepada pemuda dari berbagai daerah di Kalsel
Makanya, Prof. Udiansyah juga memiliki visi agar AKPJ yang ia dirikan tidak hanya terbatas pada pendidikan D2 pengembangbiakan sapi.
Ia bercita-cita memperluas cakupan program ke bidang pengembangbiakan kambing, nila, kakap, dan bahkan usaha rumah makan. Bahkan, ia ingin nanti jenjang pendidikannya hingga program doktoral. Sebuah cita-cita mulia di tengah keterbatasannya.
"Dengan pendidikan gratis dan kurikulum berbasis praktik, kami ingin memastikan setiap mahasiswa memiliki keterampilan nyata yang bisa digunakan untuk mengubah hidup mereka," tegasnya.
Dengan model pendidikan yang inklusif dan berorientasi pada solusi nyata, Prof. Udiansyah optimis bahwa AKPJ akan terus menjadi pelopor pendidikan vokasi di Indonesia yang diselenggarakan secara gratis.
Melalui akademi ini, ia tidak hanya mewujudkan mimpinya, tetapi juga mimpi ribuan anak muda yang kini memiliki harapan baru untuk masa depan.
"Semoga niat kami dimudahkan dan terus dipercaya masyarakat," pungkasnya.
Bagi masyarakat yang ingin mengetahui dan mendapatkan informasi lengkap tentang AKPJ ini, silakan hubungi nomor WhatsApp ini (62+) 082152533242