"Ini merupakan capaian besar yang berhasil kami raih," ujar Syukur menambahkan.
Diakui Syukur, dirinya bersama Anzari selama masa kampenye Pilpresma tidak menggunakan strategi khusus, kecuali menyampaikan visi dan misi, berbagai program dan rencana jangka panjang maupun jangka pendek apabila terpilih, secara transparan, terbuka dan apa adanya.
Diungkapkannya, untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari pemilih yaitu mahasiswa Uniska MAB yang jumlah mencapai 13,188 pemilih, hanya menyuguhkan model kampanye yang kekinian dengan mengusung konsep "Syukuran".
Syukuran, papar dia, merupakan akronim dari inisial nama panggilan dirinya dan Cawapresma Anzari yaitu "Syukur" dan "Aan" yang disingkat "Syukuran".
"Dan, "Syukuran” ini berhasil menggaet dukungan mahasiswa serta seluruh organisasi mahasiswa (Ormawa)," imbuhnya.
"Syukuran" ini, lanjut dia, merupakan konsep kampanye untuk mendengarkan langsung aspirasi, kegelisahan, kritik dan berbagai keresahan yang dialami para mahasiswa termasuk Ormawa Uniska, dengan harapan semua aspirasi tersebut dapat Syukur-Anzari perjuangkan saat terpilih sebagai Presma dan Wapresma.
"Beruntung konsep ini merupakan strategi yang jitu, sehingga bisa mengalahkan pasangan Salim-Fattah, yang merupakan perwakilan dari 2 Fakultas dengan jumlah pemilih terbesa di Uniska MAB," sambungnya.
Sementara itu, Wapresma terpilih, Muhammad Anzari, saat ditemui juga tak henti-henti mengungkapkan rasa syukurnya.
"Alhamdulillah, kami dapat amanah. Dan posisi strategis ini Insya Allah akan kami manfaatkan untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat kampus yaitu mahasiswa Uniska MAB, sekaligus untuk mendukung berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang pastinya akan memberikan dampak positif untuk kampus dan juga masyarakat," tutur Anzari.
Dikatakan Aan, kemenangan tersebut bukan hanya kemenangan dirinya bersama Syukur, tetapi merupakan kemenangan bersama koalisi yang terdiri dari seluruh elemen mahasiswa fakultas yang terlibat termasuk beberapa UKM yang turut membantu.