Laporan: Ahmad Kusairi l Editor: DR MDQ
Untuk memperkenalkan anak dari usia belia terhadap salah satu produk kebudayaan khas daerah Kalimantan Selatan (Kalsel), Sekolah Penggerak TK PPK Mawar Banjarmasin melaksanakan Proyek Penguatan Profil Pancasila, dengan cara memperkenalkan teknik pembuatan kain sasirangan menggunakan teknik eco print.
Banjarmasin, Banuaterkini.com – Menurut Kepala TK PKK Mawar, Niliyanor Agustina,S.Ag , kegiatan tersebut merupakan salah satu cara sekolah menanamkan nilai-nilai kecintaan pada keaslian budaya daerah sebagai khazanah kebudayaan nasional.
“Anak-anak perlu mengenal dan mempelajari seni budaya mereka masing-masing, agar mereka bangga menjadi anak Indonesia dan keberadaan seni budaya tetap lestari,” ujar Niliyanor kepada Banuaterkini.com, Senin (3/10/2022).
Menurut dia,kain Sasirangan merupakan kain khas daerah Kalsel yanga perlu diperkenalkan sejak dini kepada anak-anak,” ujarnya.
Melalui kegiatan itu pula, lanjut Nili, TK PKK Mawar memberikan stimulasi motorik halus anak dengan kegiatan main membuat kain saisrangan,
“Anak mendapatkan pengalaman bagaimana membuat kain sasirangan, dengan bermain anak menghasilkan suatu karya yang membuat anak bangga. Motorik halusnya juga terstimulasi anak memegang palu atau batu sebagai alat membuat karyanya serta meyusun daun-daun diatas kain,” jelas dia.

Sementara itu, owner “Rumah Alam” Sungai Andaim Rakhmalina bakhriati, yang bertindak sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut menjelaskan, bahwa pembuatan kain sasirangan dengan teknik eco print sangat cocok bagi anak-anak tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Pembuatan sasirangan dengan teknik eco print ini bagus untuk anak-anak, sebab bahan kimia serta alat yang digunakan juga aman bagi anak,” papar Rakhmalina.
Pantauan Banuaterkini.com, tampak anak-anak dari TK PKK Mawar cukup antusias mengikuti pelatihan membuat kain sasirangan dengan teknik eco print itu.
Terlihat anak-anak tengah sibuk meyusun daun-daun segar yang baru di petik lalu disusun di atas kain.
Kemudian daun-daun tersebut dipukul mennggunakan palu atau batu. Bentuk daun yang dipukul akal menempel di atas kain sehingga menghasilkan kain yang sangat indah.
Para orang tua murid sangat mendukung kegiatan ini, karena anak-anak senang melakukan kegiatan main yang bermakna yang bisa mereka inggat ketika mereka dewasa nanti.