Penyebaran hoaks dan video provokatif yang marak beredar luas di masyarakat menjadi tantangan serius dalam menjaga keharmonisan sosial. Wakil Rektor Satu Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan (UNUKASE), Dr Jarkawi menilai bahwa salah satu langkah efektif untuk menangani permasalahan ini adalah melalui penguatan pendidikan karakter.
Banuaterkini.com, BANJARMASIN - Menurut Jarkawi pendidikan karakter berbasis budaya Indonesia dan nilai-nilai religius dapat menjadi fondasi kuat dalam membangun masyarakat yang bijak dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang menyesatkan.
"Pendidikan karakter harus diperkuat, terutama untuk menanamkan kepedulian sosial dan empati pada sesama. Hal ini akan menciptakan kecerdasan sosial yang mampu mencegah masyarakat mudah terprovokasi," ujar Jarkawi.
Ia juga menyoroti pentingnya selektivitas masyarakat dalam menerima informasi yang beredar, terutama di media sosial.
Banyak konten yang tidak akurat dan sengaja didesain untuk memecah belah masyarakat, sehingga penting bagi semua pihak untuk lebih kritis dalam menelusuri kebenaran informasi tersebut.
"Jika kita memiliki karakter yang kuat, tidak mudah terpengaruh hoaks, maka kerukunan sosial bisa terjaga," katanya.
Lebih lanjut, Jarkawi mengungkapkan bahwa Bimbingan Konseling (BK) di Sekolah Dasar harus mendapatkan perhatian lebih.
Meskipun sudah ada regulasi yang mendukung, keberadaan Guru BK di tingkat pendidikan dasar sering kali masih terabaikan.
"Saya berharap Presiden Prabowo memberi perhatian lebih terhadap Guru BK di SD. Mereka berperan penting dalam membentuk karakter siswa sejak dini," tambahnya.