Kedepan, kata Maman, untuk porsi Lansia kedepan harus tetap mendapatkan porsi, yang terpenting adalah tagline ramah lansia itu tidak hanya milik Kemenag, tetapi dikomunikasikan dengan pihak Arab Saudinya. Jangan-jangan mereka tida mempersiapkan itu, mereka menganggap semua Jemaah haji sama saja.
“Jadi ramah lansia itu harus diingatkan juga kepada pemerintah Arab Saudi, bahwa anda harus menyiapkan banyak pusat-pusat kesehatan, posko-posko kedaruratan dan mempersiapkan yang terbaik untuk para Lansia," imbuh Maman.
Termasuk juga, lanjut dia, strategi lansia itu datang terakhir lalu pulang lebih dulu. Jadi tagline ramah lansia itu bukan hanya dikemukakan oleh Indonesia, tetapi juga dikoordinasikan dengan pihak Arab Saudi.
Sebab, kata Maman, ketika mereka di Armuzna hampir tangan pemerintah Indonesia itu tak sampai ke sana.
"Yang mempersiapkan semata-mata itu adalah ya itu, event organizer yang ditunjuk oleh pemerintah Arab Saudi di sana,” jelas Maman.
Nah kemudian, lanjut Maman, kedepan, fasilitas itu harus betul -betul dipersiapkan sesuai dengan jemaah Indonesia.
Seberapa banyak lansia yang ada, sebegitu pula lansia itu harus mendapatkan pelayanan yang terbaik, dari mulai tenda dan sebagainya.Tentu poin ketiganya soal petugas.
“Saya mengatakan, petugas itu ada yang bekerja dan gak bekerja. Nah yang gak bekerja ini, yang harus dicoret dan jangan diajak lagi. Yang bekerja profesional atau gak profesional, nah yang gak profesional di coret, jangan diajak," tegasnya.
Jadi, kata dia, yang profesional harus ditempatkan diposisinya yang pas. Sebab, ada orang yang mau bekerja ikhlas, profesional dan bekerja keras tapi dia bingung.
"Misalnya dia mau mengantar orang ke rumah sakit, dari rumah sakit dia harus bayar taksi dengan ongkos sendiri. Ikhlas sih ikhlas, tapi kalau nombok ya kasihan juga mereka,” pungkas Maman. (jk/aha)