Dalam aksi tersebut, mahasiswa juga menyerahkan simbol-simbol kritis berupa cotton bud, obat tetes mata, obat tolak angin, dan korek api.
Menurut Rizal, barang-barang ini mengandung filosofi yang kuat yaitu cotton bud agar anggota dewan tidak "tuli" mendengar aspirasi rakyat, obat tetes mata agar mereka tidak "tutup mata" terhadap kepentingan rakyat.
"Obat tolak angin untuk menjaga kesehatan agar selalu aktif bekerja, dan korek api sebagai simbol semangat perjuangan melawan ketidakadilan," imbuhnya.
Aksi damai ini menyoroti harapan besar mahasiswa terhadap wakil rakyat yang baru saja dilantik agar senantiasa peka dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat selama masa jabatan mereka.