Naida: Antologi ‘Nansarunai Memanggil’ Bakal Roadshow Keliling Kalimantan

Redaksi - Sabtu, 1 Juli 2023 | 19:24 WIB

Post View : 160

MS Shiddiq dan Sri Naida saat launching Buku Antologi "Nansarunai Memanggil", Sabtu (01/07/2023). Foto: BANUATERKINI/Misbad.

Laporan: Misbad l Editor: Ghazali Rahman

Penggagas sekaligus Koordinator Komunitas Sastra Bio Ambin Batang Banjarmasin, Sri Naida, menegaskan bahwa pihaknya akan segera melakukan roadshow bedah buku antologi puisi, prosa dan mantra "Nansarunai Memanggil".

Banjarmasin, Banuaterkini.com - Antologi "Nansarunai Memanggil" merupakan kumpulkan puisi, prosa dan mantra yang ditulis oleh sejumlah seniman, sastrawan, budayawan dan intelektual Kalimantan yang ada di berbagai daerah di Indonesia.

"Saya bersama teman-teman budayawan dan tokoh masyarakat Kalimantan akan melakukan roadshow ke sejumlah daerah di Kalimantan, untuk menggali lebih dalam pemahaman masyarakat tentang Nansarunai," kata Sri Naida saat launching antologi "Nansarunai Memanggil" yang digelar di padepokan Sastra Bio Ambin Batang, Banjarmasin, Sabtu (01/07/2023) pagi.

Rencananya, ungkap Naida, pihaknya akan mengakan roadshow ke salah satu kota di Kalimantan Tengah pada tanggal 5 Juli mendatang.

Dikatakan Sri Naida yang juga bertindak sebagai editor buku antologi tersebut, dirinya akan mengadakan bedah buku sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat mengenai legenda, fabel atau sejarah tentang Kerajaan Nansarunai yang pernah jaya di Pulau Kalimantan.

Nansarunai sendiri, kata Naida, merupakan kerajaan terbesar di Nusantara sekitar 665 tahun silam, yang pada masanya pernah diperhitungkan oleh berbagai kerajaan besar lainnya di Nusantara.

"Jadi, mohon dukungan teman-teman dan semua pihak, karena ini bukan kerja-kerja kecil, tapi tugas yang mengharapkan dukungan dari berbagai pihak," harap dia.

Salah seorang pembicara sekaligus penyair muda Kalimantan yang sekarang bermukim di Jakarta, MS Shiddiq, menuturkan bahwa antologi "Nansarunai Memanggil" merupakan langkah awal untuk merekonstruksi kembali nilai-nilai kearifan, kekesatriaan dan kewibawaan kerajaan Nansarunai.

Menurut dia, antologi yang di dalamnya memuat karya sejumlah seniman, budayawan, sastrawan dan para intelektual Kalimantan, bisa dijadikan sebagai batu loncatan untuk memperkenalkan kepada generasi sekarang, bahwa Kalimantan memiliki sejarah  kerajaan besar di Nusantara.

Seluruh karya yang dirangkai dalam antologi itu, kata Shiddiq, tidaklah berdiri sendiri. Ia berkelindan dengan konteks dan fakta sejarah yang melatarbelakanginya.

"Pemahaman saya, dilihat dari perspektif hermeneutik, buku antologi tentang Nansarunai, harus dipahami sebagai loncatan pemikiran untuk mengokohkan semangat generasi sekarang untuk terus maju dan berkarya," kata Pakar Komunikasi Universitas Indonesia ini.

Melalui karya yang dirangkai dalam antologi ini, lanjut Shiddiq, mestinya menyadarkan masyarakat Kalimantan pernah bahwa memiliki peran besar dalam sejarah.

Oleh sebab itu, kata dia, sudah semestinya segala upaya untuk menghidupkan kembali nuansa kejayaan tersebut tidak dilihat semata sebagai romantisme sejarah, tetapi merupakan upaya untuk membangkitkan semangat generasi penerus di Kalimantan untuk terus berkarya dan melakukan inovasi.

"Bagi saya, buku ini tak hanya mencoba merekonstruksi sejarah, kebudayaan dan nilai-nilai yang dianut masyarakat Kalimantan, tetapi juga mengkinikan semangat kejayaan masa lampau untuk mendorong generasi mendatang punya semangat dan kebanggaan untuk terus berkarya," pungkasnya. 

Acara semakin meriah dengan kehadiran kelompok musik tradisional Panting Nansarunai dari UIN Antasari Banjarmasin.

Saat launching satu persatu peserta yang hadir diberi kesempatan membacakan karya puisi, prosa dan mantra yang dalam antologi Nansarunai Memanggil.***

Baca Juga :  Banjar Expo 2024 Resmi Dibuka, Tampilkan Kolaborasi Pembangunan Kabupaten Banjar

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Berita Terkini

BANNER 728 X 90-rev