Sumber: cnbcindonesia. (Doc: dw.com)
Editor: M/DQ Elbanjary
Kejahatan memang selalu pandai mengikuti perkembangan mutakhir. Para penjahat menggunakan aplikasi pesan instan WhatsApp untuk melakukan aksi kejahatannya. Untuk menghindarinya, maka kita perlu mengenai modus-modusnya.
Jakarta, Banuaterkini.com - Penjahat dunia maya kini punya modus baru untuk mengelabui korbannya. Salah satunya dengan mengirim pesan ke korban dengan mengaku dari pihak WhatsApp.
Modus penipuan dengan mengirim SMS mengatasnamakan WhatsApp ini diungkap oleh Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Mabes Polri.
Dalam akun media sosial @ccicpolri disebutkan ini merupakan modus baru dalam pembajakan WhatsApp.
Para penipu tak pernah kehabisan cara menjerat korbannya, termasuk melalui pesan penipuan yang dikirim dengan SMS. Salah satu bentuk penipuan SMS yaitu mengatasnamakan aplikasi pesan populer, WhatsApp," jelas Siber Polri, seperti dikutip cnbcindonesia.com, Senin (13/06/22).
Bareskrim menyebutkan pesan itu bukanlah dari WhatsApp. Namun hanya mengaku berasal dari platform pesan instan populer itu saja.
Pesan itu nampak seperti pengguna memenangkan sesuatu dan mereka akan mendapatkan hadiah ratusan juta rupiah. SMS juga berisi mengenai cara mendapatkan hadiah tersebut, dengan menekan link yang berada di dalamnya.
Menurut pihak kepolisian, diperkirakan tautan dalam pesan itu adalah jebakan phishing. Ini merupakan metode untuk menipu bertujuan mencuri akun para kobannya.
Polri juga mengingatkan bagi mereka yang menerima pesan itu, untuk tidak menekan link di dalamnya. Serta menegaskan jika SMS bukanlah resmi berasal dari pihak WhatsApp.
"Sebagai tindakan pencegahan, jika kamu menerima pesan tersebut maka sebaiknya jangan meng-klik tautan yang dicantumkan. Mengingat pesan itu tidak dikirimkan langsung oleh pihak WhatsApp, ada kemungkinan tautan akan menjebak konsumen seperti kasus phising yang banyak terjadi," jelas pihak Polri.
Untuk mencegah WhatsApp dibajak, tim siber Polri juga memberikan beberapa tips berikut: