Tidak hanya dari HSS, pedagang juga datang dari Amuntai, Rantau, Barabai dan daerah lainnya untuk meramaikan pasar ini.
Informasi dari pedagang setempat menyebutkan, bahwa pasar sepeda ini terbilang tua karena sudah ada sejak tahun 1965, saat sepeda dianggap sebagai kendaraan mewah.
Saat ini, banyak pemilik menjual sepeda lama mereka karena pergeseran masyarakat ke transportasi bermesin. Di pasar ini, selain sepeda, tersedia juga onderdil asli yang sulit ditemukan di toko sepeda. Onderdil ini berasal dari sepeda yang tidak digunakan lagi.
Menurut Yusri, harga sepeda yang dijual di tempa titu bervariasi sesuai kondisi.
"Sepeda ontel dan phoenix dijual dengan harga antara Rp 600 ribu hingga Rp 2 juta, tergantung pada jenisnya, keunikan, dan kondisi fisiknya. Pengunjung diperbolehkan menguji sepeda dan memeriksa detailnya sebelum membeli," ungkap Yusri.
Yusri berharap, masyarakat dapat lebih terbantu dengan adanya pasar jual beli sepeda dan asesoris sepeda itu.
"Ini untuk memudahkan mereka membelikan anak-anak, orang tua, hingga dewasa, bahkan mencari peralatan sepeda. Para penjual sepeda juga dapat menambah rezeki dari penjualan yang laris manis," imbuhnya.
Seorang warga yang datang dari Desa Asam Cangkok, Idai (35 tahun), mengaku sangat senang dengan adanya pasar sepeda itu, karena membantu dirinya dalam mencari peralatan sepeda.
Idai, juga berharap agar pasar sepeda tersebut dapat menyediakan lebih banyak variasi sepeda dan alat sepeda agar masyarakat tidak kesulitan mencarinya.
"Ke depan, mudahan di pasar sepeda ini lebih banyak lagi peralatan sepeda mulai dari yang model lama hingga model sekarang dijual di Pasar Sepeda Kandangan ini," pungkasnya.