"Melihat kondisi terjadinya kerusakan akibat benturan pegangan jembatan penghubung dengan konstruksi Jembatan Dewi, menunjukkan bahwa pembangunan dermaga apung itu tanpa melalui perencanaan yang matang," imbuhnya.
Bahkan dengan narasi yang cukup tajam, Legislatif DPRD Banjarmasin ini menilai, bahwa pembangunan dermaga apung itu berdasarkan kemauan saja, bukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang dipersyaratkan bangunan konstruksi yang adaptif terhadap lingkungan.
Lebih lanjut, dia juga menyayangkan, mengapa pihak Pemko Banjarmasin tidak melakukan konsultasi dengan para ahli konstruksi dan pakar arsitek yang ada di Kota Banjarmasin, ketika hendak melaksanakan pembangunan seperti dermaga apung itu.
"Ini kembali lagi, saya menilai Pemko Banjarmasin dalam membangun sesuatu itu terkesan tertutup," ucap anggota DPRD Kota Banjarmasin yang dikenal sangat kritis ini.
Sebelumnya, Banuaterkini.com, menerima banyak ungkapan kritis dan sindiran melalui foto dan video yang dikirim warganet, terkait rusaknya railing ramp atau besi pegangan jembatan penghubung di dermaga Apung yang baru sepekan diresmikan Walikota Banjarmasin
Menurut warga sekitar lokasi jembatan apung, rusaknya besi pegangan pada pegangan jembatan apung disebabkan benturan keras atau himpitan jembatan Dewi pada saat air Sungai Martapura pasang, sejak Sabtu (26/11/2022) sore.
Banuaterkini.com yang mencoba menyambangi lokasi jembatan apung tersebut menyaksikan memang tampak jelas, besi pada bagian pegangan jembatan rusak atau bengkok seperti terkena benturan benda keras.
"Kalau tidak salah anggarannya mencapai Rp.4,5 miliar," komentar warganet.
Sebelumnya, pada Jum'at (18/11/2022) Ibnu Sina meresmikan Jembatan Apung yang menghubungkan Kawasan Wisata Bekantan dengan Kampung Ketupat Sungai Baru.
Peresmian tersebut dilaksanakan persis sehari setelah ikon Ketupat di Kawasan Wisata Mandiri (KWM) Kampung Ketupat Sungai Baru roboh diterjang angin kencang pada Kamis (17/11/2022).