Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, menilai KPK tidak serius dalam menangani kasus Harun Masiku.
Banuaterkini.com, JAKARTA - Novel Baswedan mengungkapkan bahwa upaya pencarian Harun Masiku terhambat oleh berbagai kendala internal, termasuk penggunaan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) untuk menyingkirkan anggota tim yang bertugas mencari buronan tersebut.
Pernyataan ini disampaikan Novel dalam program On Point with Adisty yang tayang di YouTube Kompas TV pada Jumat (10/01/2025).
“Setelah Harun Masiku kabur, KPK sebenarnya membentuk tim pencarian. Namun, sebagian besar anggotanya disingkirkan melalui TWK,” ujar Novel, dikutip dari Kompas.tv.
Ia juga menyebut bahwa drama dalam penanganan kasus ini menjadi salah satu alasan mengapa Harun Masiku hingga kini belum tertangkap.
Menurutnya, ada indikasi kuat bahwa proses hukum sengaja dihambat oleh pihak-pihak tertentu.
“Saya yakin ada kaitannya. Kalau ini disengaja, maka itu termasuk perbuatan yang menghalangi penegakan hukum,” ungkapnya.
Novel menyoroti kepemimpinan KPK saat itu, terutama Ketua KPK Firli Bahuri, yang menurutnya tidak memberikan dukungan kepada tim.
Padahal, Novel dan timnya telah mengantongi sejumlah informasi penting dari sumber terpercaya terkait keberadaan Harun Masiku.
“Kami sampaikan bahwa kami bisa menangkap Harun Masiku, tapi tidak ada respons dari pimpinan KPK,” tambahnya.
Hingga Desember 2024, keberadaan Harun Masiku masih menjadi teka-teki. Kasus ini semakin memanas setelah Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto ditetapkan sebagai tersangka terkait dugaan suap dan perintangan kasus Harun Masiku.
Novel menegaskan bahwa selama pimpinan KPK saat itu tidak berubah, kecil kemungkinan Harun Masiku akan tertangkap.