Laporan: Ghazali Rahman 

Senin siang (21/11/2022) gempa bumi skala magnitudo (M) 5,6 mengguncang kawasan Cianjur. Getarannya bahkan dapat dirasakan hingga ke sekitar Bandung, Sukabumi dan wilayah Jabodetabek.

Jakarta, Banuaterkini.com - Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawari, diduga gempa yang menyebabkan ratusan nyawa melayang dan ribuan lainnya mengungsiakibat pergerakan Sesar Cimandiri.

"Diduga ini merupakan pergerakan dari Sesar Cimandiri jadi bergerak kembali," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Senin (21/11/2022) seperti dikutip detikcom.

Menurut Dwikorita, berpusat di sekitar Sukabumi-Cianjur, yang merupakan gempa akibat terjadinya pergeseran patahan.

Laporan resmi, Stasiun Geofisika Bandung per Juni 2022, yang dikutip CNBC Indonesia, Selasa (22/11/2022), dijelaskan soal fakta-fakta dan historis sesar Cimandiri, dan aktivitas yang sering aktif belakangan ini terutama pada rekaman pencatatan Juni lalu.

Sesar Cimandiri merupakan sesar paling tua (umur kapur), membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu menerus ke timur melalui Lembah Cimandiri, Cipatat Rajamandala, Gunung Tangguban Parahu - Burangrang dan diduga menerus ke timur laut menuju Subang. Secara keseluruhan, jalur sesar ini berarah timur laut - barat daya dengan jenis sesar mendatar hingga oblique (miring). 

Jalur Sesar Cimandiri di segmen Rajamandala, mengarah ke timur laut - barat daya. Aktivitas sesar ini ditunjukkan dengan terjadinya gempa bumi yang cukup signifikan yaitu tahun pada 1910 di Padalarang, tahun 1982 di Cianjur, Rajamandala, dan tahun 1844 di wilayah Cianjur.

Gempa signifikan terbaru terjadi pada 10 Maret 2020 dengan Magnitudo 5.1 yang mengguncang Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya juga menimbulkan kerusakan di kawasan Kalapanunggal.