Komunikasi keduanya berlanjut hingga bertukar nomor ponsel. Pazri menyebut bahwa kekerasan seksual pertama kali terjadi pada Desember 2024 di sebuah hotel di Banjarbaru.
“Pelaku meminta korban memesan kamar hotel dengan alasan kelelahan setelah latihan MMA. Namun, saat di dalam kamar, korban dipiting, dipaksa, dan diduga mengalami kekerasan seksual,” terang Pazri.
Setelah insiden tersebut, korban sempat mengabadikan bukti dalam bentuk foto dan video berdurasi lima detik.
Namun, ia baru menceritakan kejadian tersebut kepada kakak iparnya sebulan kemudian karena mengalami stres dan depresi.
Pada Januari 2025, keluarga korban sempat menghubungi pelaku untuk meminta pertanggungjawaban.
Pelaku datang ke rumah korban dan berjanji membawa keluarganya untuk melamar korban pada Februari 2025.
Namun, pelaku kemudian berpindah tugas ke Balikpapan tanpa memberi tahu korban atau keluarganya.
Juwita ditemukan tewas di Gunung Kupang, Kelurahan Cempaka, Banjarbaru, pada Sabtu (22/03/2025) pukul 15.00 WITA.
Awalnya, jasad korban diduga mengalami kecelakaan tunggal karena ditemukan di tepi jalan bersama sepeda motornya. Namun, warga yang pertama kali menemukan jenazah tidak melihat adanya tanda-tanda kecelakaan.
Di tubuh korban, khususnya bagian leher, terdapat luka lebam yang mencurigakan.